Lihat ke Halaman Asli

Balya Nur

Yang penting masih bisa nulis

Bude dan Budi

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BALAS BUDI

Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas

Tunggu
pembalasan si Budi

BUDE & BUDI

Bude sayang Budi
Walau banyak orang bilang Budi gendut
Bude bilang, atletis

“ Budi mau minta apa?”
“ Bude, nggak muluk-muluk, mau jadi komandan Hansip”
“Cuma itu? Gampang. Nanti Bude bilang sama Pak Lurah.Tapi bener cuma itu? “
“ Mau jadi yang lain aku malu, orang bilang aku gendut”
“ Tidak! Kamu anak sehat tubuhmu kuat! “

Dengan khidmat Pak Lurah mencium tangan Bude
“ Dengan segenap jiwa ragaku, hari ini Budi resmi menjadi komandan Hansip. Ada permintaan lain,Bude? “
“ Kamu harus banyak makan sayuran, Lurah kok kurus kaya gitu…”
“ Siap,Bude”
“ Ada lagi? “
“ Kalau ada yang Bilang Budi gendut, jewer kupingnya sampai merah.”
“ Siap,Bude”
“ Ada lagi? “
“ Jangan lupa, banyak makan sayuran.”
“Siap, Bude”

Budi berubah pikiran
“ Nggak jadi Bude. Perutku nggak bisa disembunyikan. Walaupun Bude bilang aku atletis, tapi faktanya aku memang gendut. Walau orang nggak berani terang-terangan bilan g aku gendut, tapi mata meraka nggak bsia dbohongin, aku akan selalu merasa terhina melihat tatapan kejujuran mereka.”

“ Kalau perlu Bude minta sama Pak Lurah, setiap orang yang bertemu denganmu, harus menunduk.”

“ Jempol kakiku besar,Bude.”

14 Januari 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline