Tepat hari ini 70 tahun yang lalu Indonesia merdeka, tepat 70 tahun 2 hari yang lalu Korea Selatan merdeka. Indonesia dan Korea Selatan hanya terpaut 2 hari kemerdekaanya. Tapi lihat bagaimana keadaan kedua negaranya, jauh bagai bumi dan langit. Akankah Indonesia dapat menyusulnya?
Kemarin saya membaca posting seorang teman yang notabene pecinta korea, dalam tulisannya dapat disimpulkan secinta apapun beliau dengan budaya korea namun Indonesia tetap menjadi kebanggaanya. Membaca tulisannya pun membuat saya sadar bahwa Indonesia negara dengan banyak potensi. Korea Selatan pada saat pergelaran akan menampilkan yang sama samulnori, buchaechum, dan hanbok. Sedangkan Indonesia dalam pergelaran akan menampilkan hal yang berbeda dengan banyak suku dan kebudayaan yang dimilikinya.
Tentu saja saya juga bangga dengan kebhinekaan Indonesia. Namun..
70 tahun sudah, katanya sih merdeka. Bagiku kata merdeka masihlah hanya untaian doa dan harap. Korupsi dimana-mana, hak asasi tak terjamin, pendidikan tak merata, kesehatan tak terjaga, rupiah anjlok, bahan bakar mahal, sembako susah dijangkau, pengangguran tersebar, moral entah kemana. Bagiku negri ini masih dijajah, dijajah oleh yang kaya yang berkepentingan. Yang katanya dilindungi oleh negara justru tergadaikan.
Yang saya tau Indonesia masih menggadaikan rakyatnya untuk kepentingan si kaya dari industri rokok. Cobalah kita telusuri satu per satu
- Rokok murah bahkan lebih murah dari permen. Siapapun dapat membelinya bahkan balita sekalipun. Di Korea Selatan harganya membumbung tinggi 5-7 kali lipat dari harga rokok di Indonesia
- Kepulan asap rokok bebas berkelana. Sepertinya tak ada lagi hak untuk menghirup udara bersih yang terhapus dengan egoisme mereka yang menjunjung tinggi hak untuk merokok. Bisakah kendalikan asap rokoknya? Paling tidak janganlah mengepulkan asap dekat wanita hamil dan anak-anak, dan patuhilah jangan merokok di Kawasan Tanpa Rokok
- Iklan rokok tak tahu aturan. Bagaikan bungkus gorengan yang bertebaran, namun lebih elit karna mendapat porsi penanyangan iklan pukul 21.30-05.00 WIB. Baliho, spanduk sudah jadi makanan setiap hari dimanapun itu. Di Korea Selatan? Jangan harap kau lihat iklannya satupun!
- FCTC? Indonesia negara perumus namun sampai sekarang belum mengaksesi. Korea Selatan? Bukan perumus namun sudah menjadi negara ke 129 yang mengaksesi. Mana harga diri???
Baru satu poin tentang perlindungan rakyat terhadap paparan zat adiktif (rokok) saja Indonesia sudah jauh terlampau jauh dari Korea Selatan.
Korea Selatan sudah mengahadapi bonus demografi dan melewatinya dengan keberhasilan yang dapat kita lihat sekarang ini. Menjadi negara yang dipertimbangkan seantero bumi. Indonesia akan meghadapi bonus demografi sebentar lagi. Akankah jejak keberhasilah Korea Selatan akan diikuti?
Generasi sehat produktif dapat dibangun dengan melindungi rakyat akan paparan zat akdiktif (rokok), gerasi produktif + bonus demografi = Indonesia yang benar-benar merdeka.[caption caption="Sapi perah (saya peduli perokok berubah)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H