Lihat ke Halaman Asli

Kaya Manfaat, Buah Pisang Berisiko Alergi pada Tubuh

Diperbarui: 7 Mei 2024   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Populer diseluruh dunia dengan rasanya yang manis dan lezat membuat Musa paradisiaca banyak digemari. Buah yang arab disebut pisang tersebut memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.  Pisang memiliki tekstur yang lunak dan mudah dicerna oleh tubuh. Buah pisang mengandung banyak sumber yang baik bagi tubuh seperti karbohidrat, mineral, kalium, vitamin C, vitamin B6, magnesium, dan zat antioksidan. Berdasarkan kandungan yang dimiliki buah pisang, manfaat buah pisang bagi Kesehatan sangatlah banyak antara lain, mencegah anemia, mencegah dehidrasi, mengatasi masalah pada kulit, dan memelihara Kesehatan otot.

Kandungan serat pada pisang menjadikan pisang banyak diminati. Biasanya pisang dikonsumsi secara langsung maupun diolah menjadi cemilan sehat. Namun dalam mengonsumsi pisang perlu diperhatikan sebab pisang mengandung gula dan kalori yang cukup tinggi. Selain nutrisi, pada buah pisang juga ditemukan zat alami yang dapat memicu alergi pada beberapa orang, zat tersebut adalah amina vasoaktif (amina biogenik) yang mirip dengan histamin. Apabila metabolism tubuh tidak dapat mengoksidasi enzim, zat tersebut dapat menyebabkan gejala alergi. Alergi pisang juga dapat disebabkan oleh protein kitinase serta reaktivitas silang pada buah pisang.

Alergi pisang jarang terjadi dan bukan ategori alergi yang umum. Sebagian besar wilayah didunia, kurang dari 1% penduduknya menderita alergi pisang. Tubuh yang mengonsumsi pisang dan tidak dapat mentoleran kandungan tersebut dapat menimbulkan gejala alergi seperti sakit kepala (migrain), kemerahan, gatal-gatal, dan hidung tersumbat pada beberapa orang.  Gejala khas yang terjadi setelah makan atau mencicipi pisang adalah bengkak pada bibir, lidah, tenggorokan, kemudian mata bengkak, gatal atau merah pada sekujur tubuh, hidung meler, bersin, sesak napas, muntah, dan diare. Pada kasus penderita alergi parah juga mengalami anafilaksis (tekanan darah rendah) hingga pingsan. Jika mengalami gejala tersebut harus segera mendapat pertolongan medis.

Faktor dan penyebab alergi pisang biasanya muncul akibat alergi lateks. Alergi tersebut muncul dikarenakan terpapar zat lateks dan bahan serupa. Zat lateks terkandung dalam bahan yang mengandung karet seperti sarung tangan lateks, bedak yang ada didalam sarung tangan, balon, dll. Dimana pohon karet dan pohon pisang memiliki protein alergi yang sama sehingga orang dengan alergi pisang dapat bereaksi pada lateks. Hal itu disebut reaktiv silang.

Dikutip dari Julanon (2023) dalam suatu artikel mengatakan, terdapat lima protein dalam buah pisang yang berkaitan dengan reaktif silang terhadap alergen buah lateks, ragweed, dan serbuk sari. Protein tersebut adalah Pertama, protein structural (profilin) dan protein pathogenesis (PR), Kedua Protein pengikat kitin, Ketiga Protein transfer lipid, Keempat Protein mirip Thaumatin, dan Kelima ß-1,3-glucanases yang memungkinkan terlibat dalam reaktivitas silang antara pisang dan buahbuah lainnya.

Penderita alergi pisang biasanya mengalami alergi terhadap makanan nabati lainnya, seperti kiwi, alpukat, kacang-kacangan, tomat, dan sayuran seperti paprika, kentang, dan zaitun. Namun pada beberapa kasus tidak semua orang yang memiliki alergi terhadap pisang juga alergi pada buah atau sayur yang disebutkan, menurut saya hal tersebut dapat terjadi diakibatkan pola makan seperti jarang memakan pisang sehingga terjadi penghambatan aktif respon imun terhadap makanan (intoleransi makanan) dan perubahan lingkungan, yaitu penyimpangan lingkungan mikroba dapat berpengaruh pada system kekebalan tubuh terhadap fenotip Th2 yakni sel yang mendorong produksi antibodi IgE darirespon imun terhadap suatu pathogen.

Pencegahan alergi pada buah pisang dapat dilakukan dengan cara minum obat antihistamin yang dapat melawan gejala alergi langsung seperti gatal, mata bengkak berair, dan hidung bersin. Gejala ringan seringkali hilang tanpa pengobatan. Waspada jika gejala bertambah parah, segeralah untuk pergi ke dokter agar segera ditangani.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline