Lihat ke Halaman Asli

Anna R.Nawaning S

Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Adakah yang Kurindukan dari Kampung Halamanku Bernama Jakarta?

Diperbarui: 25 April 2023   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi 

Beberapa waktu lalu ada joke yang berbunyi, "Mau pulang ke kampung halaman, tetapi lupa halaman berapa."
Sungguh, ini sebenarnya yang terjadi pada diri saya. Jika ada orang yang menanyakan asal saya, biasanya hanya saya jawab, "Saya lahir dan bertumbuh di Jakarta."
Makam kedua orang tua juga di Jakarta. Ayah dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta Selatan, Ibu dimakamkan di TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur. Sebenarnya Ibu telah memiliki "lahan makam" di San Diego Hills Kerawang Jawa Barat, namun Ibu memiliki keinginan kuat untuk dimakamkan di DKI Jakarta sehingga akhirnya beliau dimakamkan di TPU milik Pemprov DKI Jakarta.
Saya kelahiran Jakarta Selatan yang usia 3 tahun pindah ke Jakarta Pusat. Saat remaja pindah ke Jakarta Timur yang bersisian dengan Jakarta Pusat (Cempaka Putih) dan Jakarta Utara (Kelapa Gading), kemudian SMA di Jakarta Selatan. Pernah meninggalkan kota Jakarta beberapa tahun karena belajar di luar negeri. Oh ya, barangkali itulah saat saya merindukan kota Jakarta yang penuh dinamika, kreativitas serta keberagaman yang mengasyikkan. Di luar negeri saya tinggal di kota yang sunyi, dimana jam 5 sore kegiatan bisnis sudah berhenti, tempat hiburan beroperasi hanya saat akhir pekan dan restaurant buka hanya saat jam makan siang dan malam. Sangat kontras dengan kehidupan Jakarta.
Sesungguhnya selama di Jakarta saya sangat jarang menghadapi kemacetan yang selama ini sering dikeluhkan oleh banyak orang. Barangkali karena saya tinggal di pusat kota (walaupun wilayah Jakarta Timur, namun jarak ke Jln Thamrin, Monas dan Istana Negara relatif dekat), sehingga saat orang banyak terkena macet saya sudah tiba di rumah. Selain itu karena aktivitas dan pekerjaan saya tidak menuntut rutin jam kantor.
Saya tidak kenal dekat tetangga-tetangga. Ini yang sangat saya syukuri karena toleransi kami begitu tinggi. Tidak ada ghibah kasak kusuk atau nyinyir tetangga dalam urusan pribadi. Tidak ada gangguan keributan atau barang belanjaan olshop yang nyasar ke tetangga. Tidak ada tetangga yang tiba-tiba bertamu dan mengajak ngobrol tidak berguna. Namun kami saling menghargai. Saat keluarga kami berduka karena Ibu dan keponakan meninggal dunia, mereka meluangkan waktu berkunjung dan berdoa dengan keyakinan masing-masing. Saat kami ada acara khusus, kami saling pengertian jika ada mobil-mobil tamu parkir di depan rumah kami.
Jakarta kampung halamanku, masih banyak kutemui orang-orang baik disini. Ramadan tahun ini saya saksikan betapa makmurnya masjid perumahan tempat tinggal kami. Menyediakan makanan dan sahur dengan dana yang tidak sedikit. Saat perayaan Kamis, Jumat Agung dan Paskah loudspeaker masjid tidak terdengar keras. Kami saling menghargai, karena hanya sekitar 300 meter gereja yang cukup besar sedang merayakan hari besar mereka juga.

Jakarta International Equestrian Park Pulomas Jakarta Timur (Dok. Pribadi & Flyer PT Pulomas Jaya) 

Sholat Ied Fitri 1444 H
Sholat Ied lebaran kemarin. Ini cerita saya di kampung halamanku, Jakarta.
Alhamdulillah... Masya Allah.
Tahun ini saya beserta kakak kandung beserta keluarganya melaksanakan sholat Ied pada hari Jumat tanggal 21 April 2023. Pelaksanaan sholat yang kami ikuti di halaman Jakarta International Equestrian Park Pulo Mas Jakarta Timur. Pertama kalinya saya sholat Ied "mendahului" keputusan pemerintah. Alhamdulillah, yang menjadi khotib sholat Ied adalah Prof.H.M. Din Syamsudin, MA, PhD, Tokoh dan Ketua Umum Muhammadiyah 2005-2015 yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum MUI. Jadinya kami sholat banyak diliput media besar. Maaak, Anna masuk tipi lagi lebaran, Maak
Sholat diguyur hujan menambah syahdu khidmad. Saat kotbah kami dipesankan untuk tetap menghargai perbedaan2 waktu 1 Syawal diantara ormas2 besar Islam lainnya di Indonesia, jangan mau diadu domba...
Secara tempat sholat Ied berlangsung di Jakarta International Equestrian Park Pulomas yang hanya beberapa meter dari tempat tinggal saya. Parkir Mobil jamaah sholat sampai depan rumah, dan saya justru naik mobil -nya keponakan saat ke lokasi/lapangan yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah, parkir di jalan samping Gereja Bonaventura. Pokoknya ramaaai sekali deh sholatnya - antrian parkir mobil panjaaang, sholat sampai 2 batch karena hujan mempercepat sholat Ied pertama, dan banyak yang tertinggal.

Hangout Lebaran di  Mall Kelapa Gading Jakarta Utara (Dok. Pribadi) 

Alhamdulillah, kata siapa Jakarta sepi saat Lebaran? Lebaran tgl 22 April 2023 saya beserta keluarga dan teman berkunjung ke PIK dan Mall Kelapa Gading Jakarta Utara pengunjung di dalam mall juga tumpah ruah, bonus hiburan musik Lebaran pula. Suasana Jakarta seperti ini juga yang saya rindukan ketika saya merayakan Lebaran di Jogjakarta beberapa tahun lalu, dimana pertokoan dan restaurant nyaris tidak ada yang beroperasi atau tutup.

Orang Betawi bilang, "Jakarta nggak ada matinyeee..." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline