Lihat ke Halaman Asli

Anna R.Nawaning S

Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

KPK Gerebek Festival Kuliner Ngabuburit di Rumah Kedua, La Piazza

Diperbarui: 22 Juni 2016   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasi Manado-ku dari Woku

Selalu ada yang istimewa di setiap acara tahunan di Sentra Kelapa Gading, dan pada bulan Ramadhan 1437 H kembali kami, Kompasianers diundang ke acara Festival Kuliner Ngabuburit di La Piazza. Karena sedang tidak ke kantor, maka saya berangkat dari rumah pukul 5 sore...hehehe, perjalanan dari rumah saya ke La Piazza hanya memerlukan waktu 10 menit mengendarai motor. Tidak terkena dampak macet, paling hanya terkena lampu merah di perempatan Kayu Putih/apartemen Pulo Mas dan Gerbang Summarecon Kelapa Gading.

Acara Festival Kuliner Ngabuburit berlangsung sejak tanggal 10 Juni 2016 hingga 26 Juni 2016. Kita di Indonesia cukup familiar dengan kata ‘ngabuburit’, tetapi apa sih yang dimaksud dengan kata tersebut sesungguhnya. Dari kartu yang digunakan sebagai alat pembayaran di acara ini tertera arti ngabuburit yang ternyata berasal dari bahasa Sunda Jawa Barat, yang berasal dari kata ‘burit’ yang mempresentasikan waktu yang berarti sore, senja, atau menjelang Maghrib. Istilah Ngabuburit juga umum diucapkan banyak orang ketika menunggu waktu berbuka puasa, tepatnya setelah Ashar.

Memang Festival Kuliner Ngabuburit ini mulai beroperasi pada setelah Ashar atau pukul 4 sore setiap harinya. Hari kerja beroperasi hingga pukul 10 malam dan akhir pekan (Jumat – Sabtu hingga pukul 11 malam).

Selain Festival Kuliner Ngabuburit juga diselenggarakan Bazar Ramadhan di area Multi Purpose Hall – La Piazza, serta ada juga ‘The Pleasure of Ramadhan’ di Gading Food City yang berlangsung mulai 6 Juni – 7 Juli 2016. Waw, sampai beneran lebaran nih!

KPK 24 Gerebek Festival Kuliner Ngabuburit di La Piazza

Saya tiba di La Piazza adzan Maghrib belum berkumandang. Beberapa anggota KPK telah terlihat duduk dan beberapa makanan telah terhidang untuk di foto-foto...hahaha...itulah “ritual” kami sebelum makan, eiits tapi bukan berarti kami tidak berdoa sebelum makan yach. Berdoa dalam hati, nggak perlu teriak-teriak..hahaha...

Setelah registrasi yang dikordinasi oleh Mbak Indri, saya segera bergerilya bersama Siti mencari makanan yang kami ingin nikmati. Karena masih galau memilih makanan lezat dari berbagai daerah di Indonesia dan Timur Tengah yang disajikan oleh 49 tenant makanan , kami berdua terpisah, dan akhirnya saya memutuskan membeli makanan di booth Woku Masakan Manado. 

Sejak beberapa hari lalu saya memang ingin masakan Manado, tetapi belum juga kesampai-an. Jadi tanpa ragu saya memilih masakan Sulawesi Utara ini, Terdiri dari nasi putih, perkedel jagung, suwir ikan cakalang, bihun lengkap dengan sambal dabu-dabunya. 

fkn-woku-576ac08ff07a618e092a1031.jpg

Sempat dikomentari oleh Mbak Meuthia, katanya makanan yang saya pilih adalah makanan rumahan, harusnya saya memilih makanan yang bukan rumahan. Aduh gimana ya, Sentra Kelapa Gading sudah saya rasakan sebagai rumah kedua saya sih? Dalam sebulan saya lebih sering makan disini daripada di rumah tinggal saya...hihihi...

Pada saat kembali ke meja tempat Kompasianers berkumpul telah tampak makanan dan minuman lainnya. Hanya sekejab saya duduk, dan bedug Maghrib terdengar. 

Helaan nafas terdengar dari kami semua. Mengucapkan syukur, berniat berbuka puasa dan langsung menyantap hidangan di hadapan kami yang sudah di foto tentunya...hehehe...Beraneka ragam makanan yang dinikmati Kompasianers, ada yang membelinya dari booth Rawon Merah Surabaya, Ketupat Rusmini, Nasi Kebuli, Nasi Ucil Ny.Lie, Roti Prata, dll

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline