Lihat ke Halaman Asli

Balong Literasi | Mengabadikan Sejarah dan Riwayat Hidup Setiap Insan

Diperbarui: 21 Juni 2022   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendiri Balong Literasi: Budi Sardjono, R. Toto Sugiharto, Daniel Tatag, Yanu, Sri Wintala Achmad (Dok Pribadi)

Sastrawan besar Pramudya Ananta Tour pernah berkata, "Setinggi ilmu seseorang, jika ia tidak menulis, maka akan dilupakan oleh sejarah dan masyarakat."

Balong Literasi adalah komunitas para penggiat, penggerak dan pemerhati literasi. Bergerak di bidang penulisan fiksi (puisi, cerpen, novel), penulisan sejarah sebuah tempat (toponimi) sejarah perorangan (novel biografi), juga dibidang jurnalistik (penulisan feature, peliputan) dan lain sebagainya. Tempat sekretariat ada di Padukuhan Balong, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

Kantor Balong Literasi, Balong, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (Dok Pribadi)

Balong Literasi menyediakan tempat dan tenaga-tenaga professional di bidangnya untuk pelatihan (workshop), baik penulisan puisi, cerpen, novel, biografi, toponimi, dan lain sebagainya. Khusus penulisan biografi, Balong Literasi terbuka untuk semua orang. Tidak memandang pangkat, derajat, trah, dan sebagainya.

Pada dasarnya setiap individu mempunyai kelebihan, punya sejarah yang unik dan sangat individual. Pengalaman jatuh-bangun dalam kehidupan, suka-duka merintis karir dan mempertahankan, suka-duka membina dan menjaga bahtera keluarga, semua itu adalah sejarah yang menarik untuk diabaddikan dalam sebuah buku. Dari buku bisa saja dikembangkan dalam bentuk film pendek (doku-biografi).

Mengapa sejarah atau riwayat hidup seseoang perlu diabadikan? Karena semua yang pernah kita lakukan adalah mutiara kehidupan! Mutiara itu akan kita bawa ke liang lahat jika tidak kita abadikan dalam bentuk buku atau film. 

Sekecil apapun mutiara yang dimiliki oleh setiap individu layak diwariskan untuk anak cucu, relasi dan kerabat, juga kepada masyarakat. Dengan cara seperti itu buah pikiran, buah perkataan, perjalanan kehidupan, akan menjadi abadi! Biarlah orang lain memetik dan menghargai semua karya bakti kita kepada Sang Pencipta selama kita hidup di dunia. (Budi Sardjono)

TENTANG PENULIS

Budi Sardjono lahir di Yogyakarta, 6 September 1953.  Penulis otodidak. Memulai menulis karya-karya fiksi (cerpen, novelette, novel, naskah sandiwara, dll). Beberapa kali memenangkan sayembara mengarang, baik cerpen, novelette di majalah: Femina, Kartini, Sarinah, dll.

Budi Sardjono, novelis tinggal di Sleman, Yogyakarta (Dok Pribadi)

Memenangkan sayembara mengarang naskah sandiwara remaja oleh Dewan Kesenian Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline