Lihat ke Halaman Asli

One State Communism dan Russia Masa Kini

Diperbarui: 14 Juni 2016   18:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Catatan Wawan Setiawan

-------

Sekitar tujuh tahun setelah Vladimir Lenin melancarkan revolusi Bolshewik yang menggulung kaum Menshevik atau Sosialis Demokrat-nya Georgi Plekhanov, Lenin meninggal, diduga akibat terkena peluru tembakan saat revolusi. Lenin memang selamat setelah ditembak, namun kondisi kesehatannya jauh menurun setelah tertembak. 

Tahun 1924 pimpinan Komunisme digantikan Joseph Stalin, yang berkontroversi dengan Leon Trotsky. Stalin berbeda pendapat dengan Trotsky, bahwa Komunisme bisa berjalan di satu negara, sedangkan Trotsky berargumen komunis internasional. Di masa USSR masih ada, ekonomi-nya praktis tanpa ekspor impor dan segala barang di produksi sendiri.

Ekonomi Komunisme yang pernah berjaya juga tanpa hutang, namun malah banyak memberikan hutang ke negara Afrika, Kuba, maupun Indonesia. Ekonomi USSSR pernah menjadi ekonomi dengan GDP terbesar kedua setelah Amerika, dan terbesar di Eropa. Sebelumnya di masa Tsar Nikholas 2 ekonomi Russia berada di peringkat 8 ( Reason in Revolt ).

Namun kini USSR telah bubar sehingga hal ini adalah sejarah masa lalu yang menunjukan bahwa ekonomi Komunis juga bisa besar dan lancar.

Setelah USSR bubar, dibawah Boris Yeltsin yang meliberalkan Russia, tampaknya Russia kehilangan ruh-nya sebagai negara produsen dan juga negara super power. Baru setelah tahun 2000 ketika Vladimir Putin berkuasa, Russia pelan tapi pasti mensinkretiskan ekonomi modern liberalisme dan ekonomi di zaman Komunisme, Beberapa industry strategis seperti pabrik senjata, metal, oil, gas, dan lain sebagainya mulai bangkit untuk beroperasi dan berproduksi kembali.

Dalam mengadopsi ekonomi global dan liberal, Russia tampaknya mempunyai nasionalisme yang kuat. Saat ini pabrik Mobil, Pesawat tempur dan pesawat komersial Russia mulai berproduksi kembali. Tak pelak warisan "one state communism" yang memproduksi barang secara mandiri telah diteruskan di Russia dibawah Vladimir Putin. Baru baru ini Russia juga mulai mengenalkan MC-21, pesawat terbang sipil komersial, yang pasarnya akan compete dengan pasar Airbus dan Boeing. Aeroflot, maskapai di Russia yang akan banyak menggunakan MC-21, karena saat ini masih menggunakan Airbus dan Boeing selain Sukhoi Superjet 100

Dengan peninggalan warisan negara yang pernah memproduksi segala barang sendiri, tanpa ekspor dan impor serta menjadi negara berdikari, Russia tampaknya tidak sulit untuk menghidupkan semangat warisan lama ini.

Dalam dunia yang telah menganut pasar bebas dan free trade ini, kemampuan memproduksi barang sendiri adalah keniscayaan, namun juga harus diikuti semangat nasionalisme yang tinggi untuk menggunakan produk dalam negeri.

Dalam contoh sederhanya, Russia mempunyai mesin pencari Yandex, Mail.ru, dan Vkontakte sebagai sosial media yang paling banyak digunakan oleh warga negara Russia dan CIS. Saya pikir, kita harus memulai mempunyai spirit nasionalisme, dari hal terkecil misal di bidang IT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline