Lihat ke Halaman Asli

Kisah Pengembara dan Sekuntum Bunga

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di padang pasir yang jauh,

Sekuntum bunga tumbuh sendirian

Merah, merekah dengan malu-malu

Menikmati indahnya embun pagi

Pagi hari datang,

Sekuntum bunga mendengar langkah kaki mendekat

Ia pun mendongak

Siapa kamu? Tanyanya

Aku, pengembara, jawab si pemilik langkah kaki

Matahari naik semakin tinggi

Sekuntum bunga menyukai hangat yang menyinarinya

Ia tersenyum pada pengembara,

Mau ke mana kamu, setelah ini ? Tanyanya

Pengembara menggeleng

Tidak, aku di sini saja.. Katanya

Hujan rintik turun,

Pengembara melindungi sekuntum bunga dengan tangannya

Aku tak mau engkau basah, katanya

Sekuntum bunga terkejut

Namun entah kenapa, ia merasa aman mendengarnya

Pengembara pun menemani sekuntum bunga

Mereka menyaksikan langit berubah warna,

Merah, hijau, kuning, dan ungu terentang indah

Apakah ini nyata ? Apakah merah yang kulihat adalah merah, pengembara ? Sekuntum bunga bertanya

Pengembara hanya tersenyum

Dan hari-hari pun berjalan

Pengembara masih tetap di sana

Tidakkah kau akan pergi, pengembara ? Bagaimana pun, engkau adalah pengembara.. Tanya sekuntum bunga

Aku tak akan pergi, sekuntum bunga, jawab Pengembara

Sekuntum bunga terkejut

Namun entah kenapa, ia merasa aman mendengarnya

Di hari ketiga, awan gelap mendekat

Dan seketika hujan menderas, angin menyapu tempat itu

Sekuntum bunga tercerabut dari akarnya

Tanpa diketahui pengembara

Terlempar di bawah sebuah ranting tua

Sekuntum bunga menangis

Dunianya terjungkir balik

Kelopaknya mengering

Dan ia harus menerima takdirnya

Di ujung lain padang pasir

Pengembara terdiam

Ia tak lagi melihat sekuntum bunga

Ia tak lagi menemukan apa yang dicarinya

Jadi ia pun pergi

Meneruskan kembaranya mencari pelangi

Hingga di perjalanan nanti, ia akan bertemu bunga-bunga lain

Indah, merekah

Dan sekuntum bunga yang layu pun terlupakan sudah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline