Lihat ke Halaman Asli

Kemenkes: Potensi Tularkan Penyakit Difteri pada Terompet

Diperbarui: 29 Desember 2017   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://es.123rf.com

Penyakit difteri yang terus menyebar, dan membuat orangutan semakin khawatir dan takut tentang adanya penyakit ini. Sudah beberapa provinsi yang ditetapkan sebagai daerah KLB (Kejadian Luar Biasa) yang menyebabkan meninggal dunia dengan penderita yang cukup banyak.

Namun bagi masyakarat yang biasaya menggunakan terompet untuk meriahkan acara tahun baru ternyata ini berpotensi menularkan penyakit difteri

Menlansir dari CNNIndonesia, Kementerian Kesehatan menyatakan, bahwa adanya potensi penularan penyakit difteri melalu trompet. Penyakit difteri dapat ditularkan melalu percikan ludah, bahkan hembusan nafas.

Elizabeth Jane Soepradi, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengatakan, percikan ludah tersebut bisa keluar ketika seseorang meniupkan terompet. Dan orang tersebut pun, tidak bisa dipastikan bebas dari penyakit difteri.

Tentang adanya informasi mengenai penyakit difteri memiliki peningkatan kesadaran dari masyarakat.

Pesan yang mucul melalui media sosial dan aplikasi chatting tentang adanya terompet yang bisa menyebar penyakit berbahaya, termasuk difteri. Perasaan khawatir pun semakin menjadi dengan adanya kabar trompet di tahun baru seperti saat ini. Namun sayangnya, kesadaran ini didominasi oleh masyarakat menengah ke atas. Masyarakat di pedesaan atau menengah kebawah, tingkat kesadaran dan pengetahuan tentang difteri masih sangat minim.

Untuk itu menghimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih berhati -- hati terhadapt potensi penularan penyakit difteri tersebut. Bagi pemerintah dan semua pihak bisa bersikap proaktif menyosialisasikan pencegahan difteri kepada semua masyarakat.

Elizabeth menegaskan bahwa yang terpenting masyarakat mengikuti imunisasi agar kebal terhadapt penyakit difteri. Jika masyarakat sudah menjalankan imunisasi maka tidak perlu takut bergantian muniup terompet. Dirinya yakin akan kekebalan setelah imunisasi terhadap difteri dan menghilangkan segala kekhawatiran di masyarakat.

Penyebab kematian dijelaskan oleh Menteri Kesehatan, Nila Moeloek bahwa difteri adalah penyakit infeksi akibat bakteri Corynebacterium diptheriae dan memiliki masa inkubasi dua sampai lima hari. Akibat terburuk dari difteri adalah menyebabkan kematian.

Gejala ini terjadi ketika anak mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dengan 38 derajat. Terdapat timbulnya selaput lendir pada di bagian kerongkongan dan hal ini menyebakan kerongkongan tertup dan tidak dapat bernapas.

kementerian Kesehatan telah menyiapkan 3,5 juta vial atau botol vaksin difteri. Jumlah tersebut sangat cukup karena satu vial vaksin dapat digunakan 8-10 orang. Dirinya meminta PT Bio Farma untuk meningkatkan produksi vaksin difteri pada 2018. PT Bio Farma sendiri merupakan produsen vaksin terbesar keempat di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline