Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Guru untuk "Kids Zaman Now"

Diperbarui: 14 Januari 2018   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

"Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada jaman yang berbeda dengan jamanmu," (Umar bin Khathab)

Pesan yang sungguh singkat dan mudah diingat, yang bisa diartikan : ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan. Inilah tantangan besar yang benar-benar nyata bagi orangtua dan guru. Yakni, bagaimana mendidik anak sesuai jamannya. 

Dikatakan demikian karena di era kekinian berbagai macam konsep dan model pendidikan sungguh sangat variatif. Lebih dari itu, dari sisi budaya, pergaulan dan perkembangan sosial, anak-anak sangat rentan 'menelan' begitu saja apa yang menurut naluri mereka asyik dan menarik tanpa mempedulikan batasan norma dan agama. Apalagi di era teknologi yang sangat pesat ini.

Anak-anak jaman sekarang, yang terpapar terus dengan media sosial, akhirnya oleh netizen (warganet) disebut sebagai "Kids Zaman Now". Perilaku anak jaman sekarang, memang cenderung aneh, nyeleneh, kurang pantas dan norak. 

Mereka digambarkan sebagai generasi yang terlalu cepat dewasa, terlalu cepat berdandan, terlalu cepat bergaul dan pacaran. Jika ditelusuri dari subjek pengguna istilah dan objek istilah ini, kita bisa simpulkan bahwa objek istilah ini adalah generasi Z, atau generasi sesudah Millennials, artinya anak-anak muda yang lahir setelah tahun 2000. Walaupun dalam kenyataannya, tidak semua anak berperilaku sebagai "Kids Zaman Now". Masih ada sebagian besar anak yang berperilaku baik dan wajar. Namun yang dikhawatirkan, anak-anak tersebut akan ikut terkontaminasi.

Ini adalah tantangan besar bagi Para Pendidik di Indonesia. Anak-anak tersebut adalah generasi penerus negeri ini. Apa jadinya masa depan bangsa jika mayoritas generasi muda disibukan dengan hal-hal yang kurang berfaedah bahkan menjerumuskan mereka kedalam kerusakan.

Menjadi Pendidik atau guru bagi mereka, tentu saja, harus bisa ikut merubah pola pikir dan sudut pandang. Pertama adalah merubah cara berkomunikasi dengan mereka. Tidak perlu terlalu banyak  menasehati, namun berdiskusi secara asyik sebagai sahabat anak, sehingga anak nyaman bersama gurunya. 

Ciptakan suasana pembelajaran yang tidak membosankan. Seperti menurut Ki Hajar Dewantara, " Jadikan Semua Tempat itu Kelas dan Semua Orang itu Guru", sehingga belajar tidak hanya terpaku di ruangan kelas. Pendidikan Karakter lebih diutamakan, lewat contoh  dan melalu kegiatan yang membiasakan siswa  mengarah pada OLAH PIKIR, OLAH HATI, OLAH RASA DAN OLAH RAGA. Guru wajib memberikan pembiasaan-pembiasaan positif pada siswa di lingkungan sekolah. Tak hanya lingkungan sekolah tapi juga lingkungan sekitarnya.

Kedua, guru saat ini  harus mau melakukan adaptasi lebih mendalam bagaimana untuk mengetahui "kids zaman now",  membutuhkan ruang kreasi seperti apa, jejaring yang mereka lakukan seperti apa sehingga semua akan menyatu kepada aktivitas yang saling mengisi. 

Guru dituntut untuk selalu update dengan beragam teknologi terutama media sosial yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Misalnya, ketika kebanyakan siswa menggunakan media sosial instagram, maka guru dituntut untuk memiliki akun instagram dalam rangka mengawasi aktivitas para siswa. Atau minimal di suatu sekolah, ada guru yang bertugas menjadi admin instagram milik sekolah yang aktif, dalam rangka mengawasi , mengarahkan aktivitas siswa di media sosial dan menjadi contoh yang baik dalam ber-medsos. Guru tidak boleh ketinggalan teknologi dan informasi.

Selanjutnya, tingkatkan komunikasi dengan keluarga, karena bagaimanapun Pendidikan Primer seorang anak adalah berawal dari keluarga, sehingga dengan komunikasi yang baik, bisa satu visi dalam mendidik anak.  Pahami juga lingkungan dan masyarakat dimana anak tinggal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline