Lihat ke Halaman Asli

Baldus Sae

Dekonstruktionis Jalang

Orator Jalang

Diperbarui: 26 Februari 2019   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri


                             ::28/02/2018

::Kampus Merdeka UNWIRA -- Kantor DPRD NTT

::Senat Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira - Kupang

Kutuliskan kisah ini sebagai caraku membangun keabadiaan kisah kami.

//I

Selamat siang warga kota Kupang, mohon maaf bila kehadiran kami di siang ini mengganggu kenyamanan anda sekalian. Sekali lagi,selamat siang dan mohon maaf. Izinkan saya membacakan sajak sederhanaku ini buat para wakil rakyat di Istora Senayan.

  • WAKIL RAKYAT GILA HORMAT
  • (Sajak untuk Dewan Perwakilan Rakyat)

  • Wahai kau wakil rakyat yang gila hormat
  • Mari bernostalgia bersama rakyat!

  • Tiga tahun silam,
  • Sebelum pantatmu merasakan empuknya kursi Istora Senayan
  • Kau datangi rakyatmu.
  • Tak segan-segannya kau telusuri lorong-lorong pasar, temui para pedagang.
  • Seolah merakyat,
  • Tak pernah lelah keluar masuk kampung dan bahkan rela bermalam di pondok warga.
  • Beribu janji kau umbar
  • Janji bahwa kau akan mengutamakan rakyat.
  • Ya, rakyat dan kepentingannya di atas segalanya.
  • Terbuai janji manismu, rakyat ramai-ramai mencoblos jidatmu di bilik suara,
  • Berharap kau sungguh perjuangkan aspirasinya.

  • Wahai kau wakil rakyat yang gila hormat
  • Ke mana saja dirimu ketika ada sidang dewan? Kok, banyak kursi tidak terisi?
  • Apa boleh, sekali saja rakyatmu yang mengisi?
  • Kami maklum dirimu ngantuk waktu sidang soal rakyat.
  • Apa boleh kursi-kursi itu diganti ranjang?
  • S'bab mimpi di kursi tidak seindah ranjang bukan?
  • Korupsi hingga triliunan rupiah , seolah biasa.
  • Kami maklum, mengingat kekuasaan memiliki kecenderungan menyimpang.

  • Hei, kau wakil rakyat yang gila hormat
  • Tidak cukupkah penderitaan rakyat akibat ulahmu?
  • Manuver apa lagi yang kau cipta, sampai --sampai suara rakyat kau bungkam?
  • Indonesia menganut daulat rakyat, bukan daulat DPR.
  • Tahu dirilah!
  • Cukup sudah kau telanjangi rakyatmu
  • Sebelum rakyat menelanjangimu.
  • (Sae -- STSM, 26/02/2018) 

//II

Hidup mahasiswa!

Hidup mahasiswa!

Selamat siang, bapa mama basodara semua, warga Kota Kupang yang kami banggakan. Dari atas mobil komando ini, sekali lagi kami sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan anda para pengguna jalan di siang ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline