Lihat ke Halaman Asli

Baldus Sae

Dekonstruktionis Jalang

A.G.H. NETTI Teladan Sastrawan Dunia dan Teladan Literasi NTT

Diperbarui: 28 Agustus 2017   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sastra amat penting untuk kemajuan moral, karena sastra member kontribusi untuk memperluas imajinasi moral. Sastra membuat kita lebih peka dengan cara memperdalam pemahaman kita tentang motivasi-motivasi dan tentang perbedaan-perbedaan di antara sesame manusia (Baghi,2014:8). Begitulah keyakinan Richard Rorty, seorang filsuf pragmatis-kontemporer. Pada dasarnya, karya sastra itu tidak pernah berupa khayalan murni seorang sastrawan, bukan pula sebuah kisah historis murni. Namun harus diakui bahwa karya sastra adalah salinan dari realitas sosial, terutama realitas ketidakberesan sosial. Sastrawanlah yang bertugas menyalinnya ke dalam karya sastra, guna membangun suatu kesadaran dalam masyarakat atas ketidakberesan itu (Jegalus, 2012:3).

Sebagai seorang sastrawan asal NTT, A.G.H. Netti telah mengabdikan diri seutuhnya untuk dunia sastra. Seruan profetiknya sebagai seorang nabi sastra sungguh terasa melalui sejumlah karya yang dihasilkan. Sejak tahun 1985 hingga sekarang, Netti tak henti-hentinya menulis artikel opini berupa telaah dan kritik sastra dan budaya untuk berbagai surat kabar dan majalah, diantaranya Kupang Pos, Nusa Tenggara, Pos Kupang, NTT Express, Timor Express, SKM Dian, Asas, Majalah Busos, Bahana, Oikumene PGI dan lain sebagainya.

Beberapa judul buku bidang telaah dan kritik sastra dan budaya yang telah diterbitkannya antara lain; Kristen dalam Sastra Indonesia, Sajak-sajak Chairil Anwar dalam Kontemplasi, Vibrasi Sejarah Pergerakan Kemerdekaan dan Vibrasi Eksistensi Bangsa Indonesia, dan Kupang dari Masa ke Masa (Sehandi, 2012:43). Namun sayang tidak banyak orang NTT yang mengenalnya, apalagi membaca karya-karyanya. Pada usia senjanya kini, Netti masih terus menekuni bidang sastra dan budaya lewat membaca dan merenung. Beliau terus menulis buku dari hasil membaca dan merenungnya.

Dalam dunia sastra, intensitas dan orisinalitas bersastra merupakan syarat utama. Dengan memperhatikan syarat ini barulah seseorang akan digolongkan sebagai author -- papan atas di atas writer.A.G.H.Netti merupakan putra daerah NTT yang tercatat sebagai Author Booker Worm.com: The Home of Great Writing. Karya sastranya tercatat di WorldCat Identities dan Virtual International Authority File (VIAF). Profilnya tercatat pada halaman Author Profile BookerWorm.com, berurutan dengan profil Authors dunia lainnya, seperti Charles Dickens, William Shakespeare, Khalil Gibran, Martin Luther, Karl Barth, Armando Salvatore, Jean-Paul Sarte, George R.R Martin, Valentin Bragin dan sebagainya. (bianglalahayyom.blogspot.com)

MenempatkanA.G.H. Netti sebagai tokoh teladan tentu punya alasan sangat mendasar. Selain telah mengangkat dan mengharumkan nama daerah NTT di papan atas authorship dunia, di tengah gencarnya upaya pemerintah membumikan budaya literasi, dan rendahnya peradaban membaca serta menulis di NTT, A.G.H. Netti hadir member teladan. Dalam perjalanan karirnya sebagai sastrawan, jelas bahwaA.G.H. Netti mengajar dan mendidik budaya literasi dengan bukti, bukan janji. Apa yang dibaca dan telah ditulis dan dipublikasikannya bagi generasi penerus NTT menjawab kegelisahan bangsa Indonesia tentang rendahnya minat membaca dan menulis.

Keteladanan AGH Netti terletak pada kemauannya yang kuat untuk senantiasa menulis sembari menjaga orisinalitas karya dan intensitas penulisan. Padahal jika kita menelisik data biografinya dalam buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT (Sehandi, 2012), AGH Netti hanyalah lulusan SMA. Sebagaimana dikatakannya dalam kesaksiannya tentang Gerson Poyk pada malam sebelum pemakaman sang maestro, beliau hanyalah orang kecil dan terpencil. Sekolahnya tidak tinggi, tapi toh mampu mengharumkan nama NTT di level papan atas authorship dunia. Semuanya hanya karena kemauan dan kerja kerasnya untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Beliau adalah sosok yang patut diteladani dalam dunia literasi NTT.

Membangun NTT tentu tidak tanpa kemauan dan kerja keras sebagaimana telah dilakukan AGH Netti. Memang dunia sastra sebagaimana dikatakan Rorty, membuatkitalebihpekaterhadap perbedaan-perbedaan di antarasesamamanusia. Memperluas imajinasi moral kita dan dengan demikian menyalin realitas ketidakberesan sosial guna membangunkan kesadaran masyarakat akan situasi tersebut. Namun demikian, patut diakui bahwa sastra bukan satu-satunya jalan untuk membangun NTT. Sastra hanyalah salah satu jalan saja. Meski demikian, kita bisa mengambil spirit dari sastrawan kelas dunia asal NTT ini. Sekali lagi, dibutuhkan kemauan dan kerja keras semua pihak dalam membangun NTT.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline