Bulan juli tahun 2020, Presiden Turkiye, Reccep tayip erdogan, mengubah kembali Ayya sofia menjadi masjid, setelah 85 tahun bangunan ini menjadi museum dan dialihkan kembali menjadi Masjid. Ada banyak bangunan masjid Turkiye yang terkenal indah dari sisi arsitektur selain Ayya sofia atau masjid biru yang terkenal dikalangan wisatawan yang berkunjung ke Turki.
Byzantium dan pengaruh Budaya islam era abbasiyah banyak mempengaruhi arsitektur masjid khas Turki, tapi tahukan jika di daerah pesisir laut hitam atau karadeniz di Turki, ada bangunan masjid yang memiliki ciri khas arsitektur masjid tersendiri, berbeda sekali dengan banguan masjid khas Turki biasanya. Masjid yang dibangun di era Selcuk.
Masjid kayu peninggalan era Selcuk
Di era Selcuk, bangunan ahsap cami atau masjid kayu cukup terkenal, masjid kayu terbesar di Turki terletak di distrik sivrihisar, Eskisehir, masjid berpilar kayu terbesar di Turki. Tapi ada satu masjid kayu yang menurut saya cukup unik berbeda dari ciri khas bangunan masjid Turki umumnya, yakni Gogceli cami.
Masjid kayu Gogceli
Masjid ini terletak di daerah arsamba, masuk wilayah provinsi Samsun di area laut hitam Turki, Jarak dari stanbul ke Samsun 731 km, jarak tempuh 8 jam lebih lewat perjalanan darat, bisa juga lewat udara, penerbangan stanbul ke Bandara Samsun yang kebetulan berada di arsamba, 1 jam penerbangan.
Lokasinya ditengah pemakaman Gogceli, Tidak sulit sebenarnya menemukan lokasi masjid ini, dari jalan provinsi yang menghubungkan samsun-ordu, tepat diseberang jalan lokasi rumah sakit umum kota arsamba dan di dekat lapas carsamba, komplek pemakaman dan lokasi masjid berada, ya area masjid dikelilingi pemakaman.
Masjid kayu ini menjadi salah satu contoh masjid kayu dengan arsitektur yang paling indah, masjid ini dibangun tahun 1206 kemudian direnovasi tahun 1335, dan TDAK diketahui oleh siapa masjid ini dibangun, siapa arsiteknya tidak pernah dicatat sejarah Turki.
Sampai saya beranggapan, apakah ada pengaruh dari arsitektur masjid jawa kuno, meski tidak secara jelas, karena ciri khas masjid jawa kuno di ndonesia biasanya atap bangunan berbentuk tumpang dengan jumlah atap selalu ganjil.
Masjid jawa kuno umumnya tidak memiliki menara untuk mengumandangkan azan, dan masjid ini sama persis tanpa menara dengan atap genteng mirip bangunan masjid di pulau jawa, indonesia.