Kemungkinan Tuhan adalah pribadi sering kali disangkal. Telah ditunjukkan konsep tentang pribadi agar dapat masuk akal bagi kita memerlukan batasan-batasan yang mau tidak mau kita anggap berasal dari Tuhan. Oleh karena itu, filsuf awal abad ke -19 Johann Gottlob Fichte bertanya secara retoris.
Lalu apa yang di sebut kepribadian dan kesadaran; Sesungguhnya apa yang kamu temukan dalam dirimu, aspek-aspek dirimu yang telah di kenal dan yang telah kamu tetapkan istilah-istilah itu. Dengan memberikan perhatian minimal pada konstruksi konsep-konsep tersebut, Anda belajar tidak dapat memikirkan konsep-konsep tersebut tanpa batasan dan keterbatasan.
Argumen ini tidak boleh diremehkan, terutama oleh mereka yang bersimpati terhadap tradisi apofatik. Beberapa teolog nampaknya disesatkan oleh antusiasme terhadap kepribadian Tuhan dan melupakan semua permasalahan mengenai pembicaraan tentang Tuhan yang secara hati-hati dikemukakan dalam penyelidikan mereka mengenai bahasa teologis.
Jelas pribadi adalah sebuah predikat seperti halnya predikat lainnya, dan penerapannya pada ketuhanan harus tunduk pada aturan kritis yang sama yang diterapkan sehubungan dengan bahasa tentang Tuhan secara umum. Maka jelaslah Tuhan bukanlah suatu pribadi sebagaimana manusia bersifat pribadi.
Namun hal ini belum menjawab atau bahkan menjawab dengan tepat pertanyaan tentang apa artinya hal ini secara positif. Kesulitan dalam mengkonseptualisasikan Tuhan dalam kaitannya dengan kepribadian tidak serta merta mengarah pada superioritas gagasan tentang Tuhan yang dipahami dalam kategori-kategori non-pribadi, seperti alam, substansi, kekuatan, atau Segalanya, karena masing-masing kategori tersebut akan dihadapi pada gilirannya.
Oleh masalah konseptual dan linguistik yang analog. Apa pun kesulitan yang melekat dalam setiap konseptualisasi Tuhan dan apa pun kekurangan dari upaya-upaya tersebut, bagaimanapun harus ada keputusan antara Tuhan yang tidak lain hanyalah kekuatan alam dan Tuhan yang menunjukkan sifat-sifat yang memungkinkan Dia untuk menetapkan jenis tertentu dari Tuhan. komunitas dengan manusia.
Tampaknya jelas bagi Tuhan dalam tradisi Yahudi-Kristiani , unsur-unsur pribadi sangatlah penting. Cara interaksi antara Tuhan dan dunia, umat manusia dan khususnya umat-Nya digambarkan dalam Perjanjian Lama dan Baru tidak masuk akal. Gagasan utama seperti kehendak Tuhan untuk mengadakan perjanjian dengan umat-Nya, kecintaan-Nya pada keadilan, kemarahan-Nya terhadap pelanggar perintah-perintah-Nya, kesabaran dan pengampunan-Nya menyiratkan unsur pribadi tertentu dalam diri-Nya.
Memang benar jika dikatakan perkembangan teologi Kristiani didasarkan pada asumsi ini. Penciptaan dunia oleh Tuhan bukan sekadar emanasi yang terbatas dari wujud yang tidak terbatas; pemeliharaan-Nya terhadap ciptaan-Nya bukan sekedar kata lain dari takdir. Kontribusinya terhadap sejarah keselamatan bukan sekadar penyingkapan dialektika batin ilahi.
Perbedaan ini sering kali diungkapkan dengan menganggap kebebasan berasal dari Tuhan. Memang benar kebebasan adalah salah satu ciri utama kepribadian. Namun, kita harus berhati-hati di sini. Kita sering menggambarkan kebebasan seseorang dengan mengatakan orang tersebut bisa saja bertindak sebaliknya. Namun jelas tidak masuk akal jika kita mengatakan Tuhan bisa saja melakukan hal yang sebaliknya.