Di kota yang hijau ini,
tidak selalu mekar,
kadang ada lebah.
Namun tidak ada yang sia-sia
seperti lebah tanpa bunga dan tanpa serbuk sari.
Sadar kehilangan mereka:
uap beriman dari
buah ungu tanpa akar
membawa mereka menuju bencana:
mereka masuk melalui jendela,
mereka terbang di atas uap
yang akan menenggelamkan mereka.
Hanya ambiguitas
dan omong kosong manis
yang bisa membereskan kekacauan ini:
sedikit madu di ambang jendela
melepaskan ikatan tempat pemeliharaan lebah
dan memindahkan mereka dari tempat yang salah
yang mempercepat kematian mereka.
Sekarang, siapa yang memeliharanya?
Ke mana mereka lari ketika cuaca mendung?
Bunga minimal apa yang mereka temukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H