Mataku tak bernyawa, tubuh kurusku gemetar. Aku merasa sudah waktunya lagi, waktu untuk melepaskan diri dari semua kekhawatiran. Saatnya menjadi seperti orang yang paling mudah, sekarang saatnya kembali tenang dan merasakan bahwa aku hidup. Tanganku yang kurus dan gemetar, memegang erat jarum suntik di saku celanaku yang kotor. Aku berpegang erat karena aku tak ingin melepaskan hidupku. Mataku yang lelah mencari toilet, tempat aku bisa menjadi apa yang kuinginkan.
Toilet yang aku temukan kecil dan sempit, tapi siapa peduli! Aku mengencangkan sabuk di lengan atas aku dan menyiapkan jarum suntik. Seluruh tubuhku gemetar. Aku sebenarnya tidak ingin melakukannya, tapi aku tidak punya pilihan. Tidak ada yang peduli lagi, kecuali gadisku. Orang tuaku sudah menyerah. Mereka tidak tahan lagi! Itu menjadi semakin buruk. Aku ingin mengakhiri ini, sekarang! Gadisku mengkhawatirkanku, aku tidak tahu harus berkata apa padanya, karena dia harus berhenti khawatir.
Aku hanya ingin bersikap baik dengan gadisku, tapi aku tidak tahu harus berbuat apa agar seperti dulu. Aku telah memutuskan sekarang, gadis aku akan berhenti khawatir. Sekarang aku ambil jarum suntiknya, tekan ke lengan. Aku merasa seperti burung dan tertidur. Kau tahu, aku akan selalu memikirkan orang yang paling kupedulikan, yaitu gadis cantikku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H