Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Truk Oleng di Cipali

Diperbarui: 16 September 2023   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri/Truk Oleng di Cipali

Tak ada gunanya berjalan melewati hinaan dengan hinaan di punggungmu,
tak ada gunanya berjalan melintasi langit dan dengan langit di bahumu,
tak ada gunanya menjadi lautan dengan sayap besar bagaikan malam,
bulu hijau soliter yang begitu tinggi dan musical, dan tak  pernah bisa
menenangkan rindumu, maupun kerasnya bebatuan di planet ini.

 Akulah orang terakhir yang meninggalkannya.
Bercinta dengannya seperti mengendarai truk oleng di Cipali
Aku melihatnya di pantai dalam kemegahan kecantikannya yang terakhir.
Aku bisa mencintainya dengan cinta yang kekanak-kanakan.
Aku berada di manifestasi kegelapan tanpa akhir

Dari Pantai pantura tak berguna
dan sepi ini, tempat hasratku membawaku,
aku memandangi lautan amarahku,
kematian yang pasti, dan jalan yang tak menentu.

Di seberang pelabuhan persahabatan,
di atas perahu-perahu yang rusak dan sisa-sisanya,
menunjukkan kepadaku tubuh dan mata almarhum
Iblis muda, yang mati di tangannya.

Tak ada gunanya berjalan melewati hinaan dengan hinaan di punggungmu,
tak ada gunanya berjalan melintasi langit dan dengan langit di bahumu,
tak ada gunanya menjadi lautan dengan sayap besar bagaikan malam,
bulu hijau soliter yang begitu tinggi dan musikal Tak akan pernah bisa
menenangkan rindumu, maupun kerasnya bebatuan di planet ini.

Angin menembus kerangka,
membuat gading berdering di dasar waktu, dan dari kesendirianku
mengalahkan tumpahan ketinggian dan tangisan keadaan yang jauh.
Rasanya begitu nikmat, tentang langit yang terluka parah
yang suaranya dibelai bagai bayang-bayang kapal yang sekarat karena kesedihan.

Pepohonan randu tidak bernyanyi di pantai yang diinginkan
tetapi malam memiliki air yang lembut
Ada hal-hal murni seperti orang mati di antara lilin-lilinnya
Ada hal-hal manis seperti desa di jendelanya dan tanaman rambatnya
Ada hal-hal menyedihkan seperti lampu makam tertentu untuk membaca nama
Angin melewati manusia
dan membawa iblis di planet mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline