Agar kami dapat menemukan kebenarannya, para seniman menenun peta kosmos yang kacau ini dengan kulit mereka. Agar kau bisa menikmati keindahannya, Mereka menyatukan partikel-partikel yang mustahil dari ketiadaan
Orang tua yang pahit dan diusir, kesalahan apa yang kamu lakukan terhadap putrimu, yang telah membalas dendam padaku? Wanita tua yang menghindari pertempuran anak baptismu,
Pemilik isi semesta raya,
wanita dari dunia lain
diganggu oleh hantu
dan serangga yang tidak penting.
Cinta atas ketidakhadiranku,
di guamu aku bukan siapa-siapa
dan di tahta kesombongan.
Tuhan tidak ada.
Tuhan sungguh tidak ada.
Pertama dan terakhir tidak ada,
Wanita dingin dengan tampilan tak kasat mata,
Ibu dari Ketiadaan,
kamu bahkan lebih muda
itu kata
apa yang kamu tempati
wanita buta
dengan tubuh bersalah
dan seks kemarahan,
sampai akhirnya
terimalah bahwa kamu memang begitu,
Jika aku menamaimu kamu hidup,
dan jika aku menyangkal Mu, aku mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H