Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Hegemoni dan Kelas Dominasi (5)

Diperbarui: 28 Agustus 2023   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hegemoni dan Kelas dominan (5)/dokpri

Hegemoni dan Kelas dominan (5)

Antonio Gramsci (22 Januari 1891-27 April 1937) adalah filsuf Italia, penulis, dan teoritikus politik. Anggota pendiri dan pernah menjadi pemimpin Partai Komunis Italia, Gramsci sempat menjalani pemenjaraan pada masa berkuasanya rezim Fasis Benito Mussolini. Tulisan-tulisannya menitikberatkan pada analisis budaya dan kepemimpinan politik. Gramsci dianggap sebagai salah satu pemikir orisinal utama dalam tradisi pemikiran Marxis. Ia  dikenal sebagai penemu konsep hegemoni budaya sebagai cara untuk menjaga keberlangsungan negara dalam sebuah masyarakat kapitalisme.

Sebelum tahun 1927, Antonio Gramsci awalnya telah menggagas sosialisme yang bersifat humanisme pada tahun 1927. Gagasannya ini merupakan koreksi atas Marxisme Leninisme yang hanya dipenuhi oleh gagasan-gagasan organisasi semata. Antonio Gramsci menggagas sosialisme yang mengutamakan moral. Pandangan Antonio Gramsci dianggap menyimpang dengan komunisme yang berlaku di Italia. Antonio Gramsci merupakan salah satu tokoh pemikiran yang memberikan teori kekuasaan sebagai suatu bentuk kekuatan. Teori kekuasaan yang dikemukakan oleh Antonio Gramsci dilandasi oleh masyarakat yang berbasis kelas sosial.

Mari kita ajukan hipotesis pengantar Antonio Gramsci apa yang disebut kiri tanpa membedakan kiri politik dan kiri sosial (atau pembedaan lain seperti reformis revolusioner) membentuk sekumpulan aktivis dan warga negara yang tidak hanya mendukung pada tingkat proyek ke alternatif (kontra-sistemik atau ekstra-sistemik) lebih dari sekadar pergantian sederhana (intra-sistemik) tetapi berpihak pada rakyat, bukan pada rakyat bangsa (rakyat nasional komunitas) atau pada masyarakat etno-nasional tetapi masyarakat sosial.  Masyarakat adalah semua strata dan kelas sosial yang didominasi dan tertindas, bukan hanya masyarakat miskin yang berada pada tingkat sosial ekonomi terbawah. Untuk menekankan gagasan tentang hubungan dominasi ekonomi dan pertentangan kepentingan, kita akan berbicara tentang kelas rakyat (proletar).

Artikel terkait:

Sebagai perbandingan, posisi kelompok sayap kanan akan lebih menguntungkan jika terjadi pergantian sederhana dalam tatanan yang ada saat ini, baik dalam sistem kapitalis maupun dalam sistem patriarki yang dipertahankan. Yang disebut sebagai formasi silih bergantinya sentris atau sosio-liberal ingin menata sistem dengan plester sosial yang menyertainya tanpa secara radikal mengubah dominasi struktural yang ada.

Dan tidak mendorong kesetaraan nyata sambil memikirkan multi-emansipasi (selain keadilan sosial, bertujuan anti-imperialisme, anti-seksisme, anti-rasisme, sekularisme, anti-fundamentalisme agama dan segala sesuatu yang bersifat reaksioner). Kelompok sayap kanan, konservatif atau reaksioner, akan mengabaikan rakyat demi kepentingan individu saja dan jika ada rakyat, maka yang ada hanyalah rakyat yang merupakan warga negara demokratis yang sah. Adapun kelompok nasionalis kanan atau ekstrim kanan, ia membangkitkan bangsa atau bangsa etno-rasial (Yahudi-Kristen kulit putih) yang mencakup semua kelas sosial. Musuhnya adalah orang asing, migran, penduduk non-nasional termasuk mereka yang telah tinggal di sana selama lebih dari sepuluh tahun dan tidak diberikan kartu kewarganegaraannya.

Beberapa isu mengenai strategi kontra-hegemoni masih bisa diperdebatkan. Tidak ada yang bisa dianggap remeh jika referensi lama Marxisme revolusioner dengan perjuangan feminis dan anti-rasis didesak dan ditinggalkan. Oleh karena itu, daftar ini hanya bersifat indikatif.  Elit neoliberal tidak bekerja demi kepentingan umum, keadilan sosial, kebaikan bersama, atau republik dalam kohesi sosial, namun demi kepentingan kelas oligarki dan kelas ekonomi dan sosial yang dominan.

Mereka tidak melakukan apa yang mereka katakan! Mereka mengeksploitasi kelas rakyat! Kritik terhadap neoliberalisme dan perbedaan kandungan pendapatan dan terlebih lagi warisan budaya kemudian memungkinkan untuk mengalihkan pikiran yang dimabukkan oleh ideologi penguasa, namun tetap harus secara eksplisit menyasar oligarki dan tidak hanya mekanisme abstrak, hukum-teknis. perangkat yang menjorok ke kelas rakyat. Mengkritik mekanisme abstrak dan menyeluruh serta mengasingkan pengaturan kelembagaan memang perlu, namun tidak cukup. Oligarki adalah hubungan sosial.

Institusi dan hukum tidaklah netral. Konstruksi sosial dan sejarah ini tersembunyi di balik istilah institusional yang sah demokrasi dibandingkan pemerintahan oligarki atau Republik dibandingkan rezim yang korup dan predator sebuah perpecahan struktural antara elit yang ingin dan berhasil mempertahankan kekuasaan atas masyarakat kelas bawah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline