Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Hegemoni, dan Kelas Dominasi (4)

Diperbarui: 29 Agustus 2023   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hegemoni dan Kelas dominan (4)

Antonio Gramsci memiliki pandangan yang berbeda atas materialisme sejarah. Gramsci menganggap materialisme sejarah bukanlah bagian dari positivisme nomotetik. Sebaliknya, Antonio Gramsci menganggap materialisme sejarah sebagai filosofi praksis. Materialisme sejarah menurutnya memandang dunia sosial dibentuk oleh praktik manusia dan menolak determinisme struktural. Antonio Gramsci berpendapat  ekonomi merupakan hasil turunan dari determinan politik. Ekonomi menjadi bidang praktik yang memungkinkan penerapan aturan hegemoni. Di saat yang bersamaan, ekonomi membatasi dirinya dalam parameter sejarah tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan material. Pandangan Antonio Gramsci ini memperluas ruang lingkup praktik ekonom menjadi ideologi. 

Antonio Gramsci merupakan tokoh yang memperkenalkan teori tentang hegemoni. Teori ini merupakan bagian dari penerapan analisis Karl Marxis pada masyarakat modern di Eropa.  Antonio Gramsci mengartikan hegemoni sebagai suatu kondisi kepemimpinan oleh kelas yang berkuasa secara moral dan intelektual dengan dilandasi oleh ideologi. Hegemoni ini disertai dengan usaha untuk memberikan bentuk dan makna mengenai kelompok yang berkuasa secara alami. Dalam hegemoni yang dikemukakan oleh Antonio Gramsci, penindasan oleh negara dapat terjadi tanpa adanya perasaan terindas di masyarakat. Hegemoni semacam ini membuat masyarakat dikendalikan oleh negara tanpa menyadari kendali tersebut. 

Antonio Gramsci tidak menganggap hegemoni sebatas ideologi kelas dominan terhadap kelas bawahan. Hegemoni menurut Antonio Gramsci  meliputi pengendalian secara berkesinambungan dalam pengubahan kondisi sejarah.   Antonio Gramsci melalui teori hegemoni dan teori perubahan sosial noreduksionis yang dikemukakannya menyatakan  berbagai macam gerakan masyarakat tidak langsung berkaitan dengan perjuangan kelas dari kelas buruh.

Teori hegemoni Antonio Gramsci menjadikan kelas buruh tidak lagi dianggap sebagai pusat gerakan revolusioner. Kelas buruh menurut Antonio Gramsci tidak lagi menjadi unsur utama dalam gerakan perubahan sosial. Antonio Gramsci mengemukakan  akan ada kemungkinan terbentuknya aliansi antara unsur kelas buruh dengan kelompok lainnya. Aliansi ini merupakan hasil dari kesadaran kelas yang menjadi bagian dari proses revolusioner. 

Hegemoni menurut Antonio Gramsci dapat tercapai akibat keberadaan pendidikan dan mekanisme kelembagaan. Kaum buruh tidak menerima kemampuan berpikir kritis dan sistematis melalui pendidikan. Sebaliknya, kelas sosial yang berkuasa menjadi mekanisme kelembagaan sebagai alat yang menentukan ideologi yang dominan.  Hegemoni yang dilakukan dengan ideologi maupun budaya menjadi penjelas bagi Antonio Gramsci atas keberadaan suatu kelompok atau kelas sosial yang secara sukarela mau menuruti kelompok atau kelas sosial lain. Kondisi yang sama berlaku pula pada suatu kelompok atau kelas sosial yang menerima konsensus untuk menuruti kelompok atau kelas sosial lain. 

Artikel terkait:

Hegemoni menurut Antonio Gramsci dapat dilaksanakan oleh berbagai kelas sosial dan tidak dibatasi oleh kelas pemerintahan. Wujud dari hegemoni menurut Antonio Gramsci dapat diwakili oleh keberadaan negara yang berstatus sebagai negara adikuasa dalam sistem internasional. Hegemoni  dapat tampak pada kota-kota yang perannya penting dalam sebuah negara. Keberadaan hegemoni menurut Antonio Gramsci memberikan kepastian akan adanya jaminan kerja sama melalui kekuatan sosial ataupun politik yang dipaksakan

Secara filosofis, Marxisme merupakan salah satu cabang dari Hegelianisme. Menurut 'dialektika' Hegel, sejarah akan berkembang menuju titik pemenuhan diri dalam sebuah proses di mana prinsip-prinsip yang bertentangan ('tesis' dan 'antitesis') bergabung menjadi sebuah sintesis sekali lagi menimbulkan kontradiksinya sendiri. Marxisme memiliki optimisme yang sama mengenai kemajuan sejarah yang melekat dalam pandangan ini. Meskipun Hegel melihat perkembangan ini   secara idealis   sebagai munculnya Roh (Geist).

 Marx menganggap proses tersebut v secara materialistis -- terjadi dalam keadaan sosial sehari-hari masyarakat, terutama dalam perjuangan yang menyelesaikan hubungan ekonomi mereka. Meskipun prinsip dinamis yang diperkenalkan Hegelianisme dalam pandangannya tentang sejarah masih bersifat abstrak, Marxisme menghubungkan prinsip ini dengan hubungan historis yang konkrit antar manusia (di masa Marx, dengan hubungan kelas).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline