Rerangka Pemikiran Hermeneutika Dilthey (5)
Jika pemikiran manusia bukanlah realitas yang terpisah dari kehidupan, melainkan muncul dalam proses vital yang sama, maka untuk mendasarkan pengetahuan perlu dihidupkan kembali, "karena hubungan hal-hal pada mulanya dibuat oleh totalitas kekuatan.
jiwa dan hanya sedikit demi sedikit pengetahuan mampu melepaskan yang murni dapat dipahami. Kehidupan datang pertama dan selalu hadir, dan abstraksi pengetahuan datang kedua dan hanya mengacu pada kehidupan [ Pengantar ilmu tentang roh].
Dengan kata lain, "berpikir ada dalam hidup, dan karena itu tidak dapat melihat di baliknya. Kehidupan tetap tidak dapat dipahami oleh pikiran sebagai sesuatu yang diberikan, di mana ia sendiri muncul, dan di luar itu ia tidak dapat kembali" [ Critique of Historical Reason].
Istilah "kehidupan" menunjuk pada sebuah pengalaman yang kekayaan dan kedalamannya tidak dapat dipahami dan tidak dapat direduksi menjadi penangkapan intelektual belaka. Ungkapan "kehidupan" menunjuk yang paling intim, yang paling dikenal masing-masing, tetapi pada saat yang sama yang paling gelap, lebih dari itu, sesuatu yang sama sekali tak terduga.
Pertanyaan "apa itu hidup?" merupakan teka-teki yang tak terpecahkan" [ Critique of Historical Reason].
Bagi Dilthey, hidup selalu merupakan gagasan batas, teka-teki misterius yang merupakan satu-satunya objek filsafat yang gelap dan menakutkan [ Theory of the concept of the world]. Dalam kasus hipotetis . kita dapat menganalisisnya sepenuhnya, maka di dalamnya misteri realitas dunia akan terungkap kepada kita [ Kritik alasan historis].
Hidup adalah totalitas multiform dari "kekayaan" dan "kedalaman" yang tak terbatas: jaringan pengetahuan, nilai-nilai dan tujuan yang, menyatukan individu satu sama lain, menghasilkan dan menyusun masyarakat manusia dan evolusi historisnya [Herbert Marcuse].
Hanya kehidupan manusia yang bisa disebut kehidupan seutuhnya. Untuk alasan ini dan untuk menghindari kesalahpahaman dalam hal ini Dilthey dengan tegas menjelaskannya: Saya menggunakan ungkapan "kehidupan" dalam ilmu spiritual, membatasinya pada dunia manusia; di dalamnya ditentukan oleh bidang di mana ia digunakan dan tidak terbuka untuk salah tafsir" [ Psikologi dan Teori Pengetahuan].
Tugas memahami sejarah harus didasarkan pada pemahaman tentang kehidupan, karena hanya inilah fondasi utamanya. Lebih jauh lagi, kehidupan seperti yang terjadi dalam pengalaman sadar dan dalam pemahaman pengalaman bagi Dilthey adalah "fakta fundamental yang harus menjadi titik tolak filsafat".