Apa Itu Seksualitas dan Teori Psikoanalitik?
Diskursus akademik pada tulisan ini menekankan memudarnya dorongan seksual sebagai kekuatan motivasi utama menyebabkan hilangnya kompleksitas teoretis. Akibatnya, psikoanalis kurang mampu memahami lapisan kuno kepribadian dan pengalaman hidup pasien serta masalah seksual dan hubungan cinta yang sulit, dan paradoks;
Melalui kontribusi psikoanalitik kemudian, menggarisbawahi pentingnya "yang lain" dan komunikasi afektif awal. Selanjutnya, makalah ini menyoroti pengalaman seksualitas sebagai keadaan kesadaran transenden keberbedaan dari erotisme;
Seksualitas sebagai kekuatan pendorong tampaknya telah kehilangan status teoritis sentral dalam psikoanalisis. Artikel ini membahas apa yang disiratkan oleh melemahnya perspektif secara teoritis maupun klinis. Berdasarkan teori Sigmud Freud tentang seksualitas membahas hubungan antara dorongan dan hubungan dan paradoks keinginan manusia.
Kira-kira pada tahun 1996, psikoanalis Prancis Andre Green mengajukan pertanyaan: Apakah seksualitas ada hubungannya dengan psikoanalisis? Green percaya bidang psikoanalitik telah berubah: Seksualitas telah kehilangan posisinya sebagai pusat teori psikoanalitik. Sebaliknya, hubungan objek telah pindah ke pusat. Andre Green adalah tokoh kunci dalam psikoanalisis internasional dan dianggap oleh banyak orang sebagai psikoanalis terbesar di Prancis.
tersebut menarik perhatian komunitas psikoanalitik internasional. Pandangan Green nantinya dapat dikatakan telah dibuktikan melalui analisis Peter Fonagy (2008) tentang referensi seksualitas dalam jurnal psikoanalitik: Antara tahun 1925 dan 2000, jumlah referensi menurun drastis. Gagasan tentang seksualitas sebagai kekuatan pendorong psikologis utama dalam kehidupan manusia tampaknya telah dilemahkan melalui apa yang disebut "putaran relasional".
Maka diskursus ini untuk membahas apa arti penurunan operasi ini bagi teori dan praktik terapeutik. Apakah sesuatu yang signifikan telah hilang?; Berdasarkan teori seksual Freud, akan membahas operasi dan pencarian objek sebagai kekuatan motivasi. Ini adalah kekuatan-kekuatan yang dapat bertabrakan dan mengarah pada konflik dan kontradiksi dalam kehidupan cinta manusia.
Sigmund Freud mendefinisikan operasi sebagai representasi psikis dari impuls dan rangsangan dari dalam - itu adalah "tekanan" internal, suatu bentuk ketegangan tubuh yang mencari jalan keluar. Konsep operasi terletak "di perbatasan antara mental dan fisik" (Freud, 1905). Operasi tidak memiliki konten tertentu, tetapi merupakan bentuk "persyaratan" untuk kerja mental. Dalam artikel ini, membatasi definisi dorongan pada teori operasi pertama Freud, yang beroperasi dengan perbedaan antara dorongan yang menopang diri sendiri dan dorongan seksual.
Melalui deskripsi seksualitas manusialah konsep operasi Freudian terbentuk. Dalam teori (dan praktik) psikoanalitik, seksualitas - atau lebih tepatnya psikoseksualitas - didefinisikan sebagai pencarian hasrat . Seksualitas berhubungan dengan zona sensitif seksual (mulut, anus) dan tidak terbatas pada nafsu genital.
Konsep psikoseksualitas mencakup bentuk-bentuk keinginan yang tak terhitung, bertopeng dan bergeser. Freud menggunakan istilah "libido" sebagai istilah untuk keinginan akan kesenangan ini, yang dianggapnya sebagai kekuatan pendorong mendasar ( prinsip kesenangan) dalam kehidupan manusia.