Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Hans-Georg Gadamer (14)

Diperbarui: 13 Februari 2022   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hans-Georg Gadamer (14) 

Tidak hanya jarak yang diperlebar dengan positivisme, tetapi  sudut pandang yang dibuka oleh Gadamer tentang bahasa sangat jauh dari perhatian (linguistik) biasa. 

Kita melihat ini dengan sangat jelas dalam hal menghubungkan bahasa dan pengalaman: "Bahasa tidak direduksi menjadi salah satu fakultas yang dengannya manusia yang ada di dunia dilengkapi, di atasnya yang bersandar, di sanalah fakta   manusia memiliki dunia ditunjukkan". Ini diperoleh, sebuah pertanyaan tetap: Dalam pandangan apa, perspektif yayasan ini? Jawabannya terkandung dalam pendekatan itu sendiri: 

Dengan maksud untuk "kembali ke asalnya", dengan maksud untuk "pengalaman tingkat yang lebih tinggi" (teks Truth And Method), menyimpulkan gerakan ganda yang diikuti sejauh ini : penolakan terhadap dogmatisme positivis separatif dan pembentukan kembali "dialog hermeneutik" (manusia dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain), di bawah kekuatan pemulihan kesatuan manusia asli (hilang), dengan melampaui perpecahan dan pemisahan laki-laki. 

Kita baru saja melihat, pada kenyataannya, bahasa memanifestasikan kekuatan pemersatu ini, begitu rehabilitasi hermeneutiknya berhasil. Bahasa adalah "kondisi hermeneutis" dasar (teks buku Truth And Method) untuk merekonstruksi dunia dan keberadaan kita. 

Namun, konstitusi linguistik manusia ini tidak harus puas dengan membebaskannya dari keterasingan ilmiah-teknis, dengan menundukkannya pada keterasingan lain, yang dapat dihasilkan oleh bahasa itu sendiri?

Tentu saja, bahasa dapat membebaskan manusia dari lingkungannya (kata-kata bukanlah benda), dan kita ingat   kotnstitusi linguistik dunia manusia tidak berarti   perilaku manusia terhadap dunia tertutup dalam lingkungan baru ini, yaitu bahasa itu sendiri. 

Melalui bahasa, manusia bangkit mengatasi tekanan dunia, ia menamai benda-benda (Alkitab Injil) dan meyakinkan dirinya sendiri tentang kekuasaan yang berdaulat atas dunia ("pegangan pada benda-benda"). 

Tapi, orang juga bisa menduga   bahasa melingkupi manusia, dengan cara lain. Dengan menyertakannya dalam prasangka yang ditawarkan kepadanya melalui pengucapan. 

dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline