Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Apa Itu Psikologi Budaya?

Diperbarui: 21 Februari 2021   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri/2021

Apa itu  Psikologi Budaya?

Masyarakat tempat kita tinggal menentukan segala sesuatu mulai dari makanan  hingga pilihan yang kita buat. Kata masyarakat berasal dari akar kata latin socius, yang berarti "pendamping" atau "bersama orang lain". Masyarakat terdiri dari orang-orang yang berbagi wilayah, yang berinteraksi satu sama lain, dan berbagi budaya. 

Beberapa masyarakat sebenarnya adalah kelompok orang yang dipersatukan oleh persahabatan atau kepentingan yang sama. Masyarakat kita masing-masing mengajari kita cara berperilaku, apa yang harus dipercaya, dan bagaimana kita akan dihukum jika kita tidak mengikuti hukum atau kebiasaan yang berlaku.

Sosiolog mempelajari cara orang mempelajari budaya masyarakat mereka sendiri dan bagaimana mereka menemukan tempat mereka dalam budaya tersebut. Mereka juga memeriksa cara orang-orang dari budaya yang berbeda berinteraksi dan terkadang bentrok   dan bagaimana saling pengertian dan rasa hormat dapat dicapai.

Psikolog budaya telah mencatat  aspek kepribadian berbeda antar kelompok budaya. Misalnya, orang Amerika dan Asia memiliki konsepsi diri yang sedikit berbeda. Budaya Amerika mempromosikan pandangan tentang diri sebagai mandiri. Anak-anak Amerika cenderung menggambarkan diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan atribut pribadi, nilai, dan pencapaian, dan mereka belajar untuk mandiri, bersaing dengan orang lain, dan menghargai keunikan mereka.

Banyak budaya Asia, seperti Jepang dan China, mempromosikan pandangan tentang diri yang saling bergantung. Anak-anak dari budaya ini cenderung menggambarkan diri mereka sendiri dalam istilah kelompok mana mereka berasal. Mereka belajar untuk mengandalkan orang lain, bersahaja tentang pencapaian, dan menyesuaikan diri dengan kelompok.

Peneliti percaya   budaya mempengaruhi agresivitas pada pria. Di tempat-tempat di mana sumber daya melimpah dan tidak ada ancaman serius terhadap kelangsungan hidup, seperti Tahiti atau Pulau Sudest dekat New Guinea, laki-laki tidak disosialisasikan untuk menjadi agresif. Budaya juga mempengaruhi altruisme. Penelitian menunjukkan   anak-anak cenderung lebih sering memberikan dukungan atau saran yang tidak egois dalam budaya di mana mereka diharapkan membantu pekerjaan rumah seperti menyiapkan makanan dan merawat adik.

Psikolog budaya menghadapi tantangan sulit untuk mempelajari dan mendeskripsikan perbedaan di antara budaya tanpa membuat stereotip budaya tertentu. Idealnya, psikolog budaya mengakui   semua anggota budaya tidak berperilaku serupa. Variasi ada dalam setiap budaya, baik dalam hal individu maupun subkultur. Psikolog budaya juga mencoba untuk tidak membesar-besarkan perbedaan antar budaya.

Pada Dokter, peneliti, dan pemberi kerja menggunakan penilaian kepribadian untuk berbagai alasan:

Psikolog klinis sering menggunakan asesmen sebagai alat bantu untuk mendiagnosis gangguan psikologis. Contoh: Seorang psikolog mungkin memberikan tes kepribadian kepada pasien dengan serangkaian gejala yang bervariasi untuk mempersempit kemungkinan diagnosis. Dalam kasus seperti itu, psikolog biasanya menggunakan serangkaian tes selain mewawancarai pasien.

Beberapa penyedia kesehatan mental menggunakan tes untuk memutuskan cara terbaik menasihati orang tentang masalah kehidupan sehari-hari yang normal. Contoh: Seorang konselor dapat melakukan tes kepribadian untuk membantu seseorang memilih karier.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline