Di bawah sinar matahari,
Semua dirimu tampak memudar,
Tapi di bawah sinar bulan yang halus,
Tepat sebelum mataku menutup cengkeraman
sinarnya yang kau tinggalkan di kulitku
Pengingat terus-menerus
membuatku semakin dalam ke dalam kegilaanku
Atau mungkin hanya kesedihan,
tidak berarti seperti itu mungkin
Hanya itu yang akan saya tahu
Oh, sayang tidakkah kamu datang membelai jiwaku!
Dan cintaku, jangan pedulikan darahnya
Sepertinya aku telah diberkati dengan kutukan,
Saat pengampunan datang hampir seketika,
kepada semua yang telah mengubur impiannya di tanah
Dendam sepertinya satu-satunya jawaban,
Bukan karena amarah
atau karena kerinduan untuk balas dendam
Tetapi sebagai kesaksian atas harga diri
Ke tempatku sendiri di antara umat manusia
Meskipun tampaknya aku telah kehilangan segalanya
aku dapat melihatmu di dalam diriku
kedepan kau meninggalkanku dengan luka daging terdalam
Sedikit yang kau tahu,
Itu adalah luka,
mengambil potongan, dan meninggalkan bekas
Pemandangan hanya menguasai pikiranku
Menggerogoti aku di malam hari,
seperti belatung di atas mayat yang membusuk
Rasa sakit membakar
Dan semua janji ditepati untuk menghormatimu
Setiap orang yang tidak pernah kau balas
Melihatku mengkhianati diriku sendiri di
sana terletak rasa malu yang sesungguhnya**
....senja berhala, 17/4/2020.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H