Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Apa Itu "Dilema Narapidana dan Ekuilibrium Nash"?

Diperbarui: 8 Januari 2021   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

8 Januari 2021_ dokpri

Apa itu "Dilema Narapidana, dan Ekuilibrium Nash"?

Untuk menjawab Apa itu "Dilema Narapidana", maka saya pinjam dan kembangkan pemikiran peraih hadiah Nobel Bidang ekonomi John Forbes Nash Jr. (13 Juni 1928-23 Mei 2015) yang mengembankan pemikiran filsafat/theoria ekonomi dengan "game theory".  Teori ini memberikan sumbangan p paling orisinal dalam analisis geometris abad kedua puluh " melalui pengembangan matematika "Aljabar", termasuk dua bidang teorema fungsi invers Nash-Moser , teorema Nash-De Giorgi;

Jika di Indonesia manusia yang suka menggunakan halusinasi seperti "Sunda Empire, Keraton Agung Sejagat, Dongeng Lama Harta Bank Swiss yang Terus Terulang" dan akhirnya berakhir di penjara, tetapi tidak bagi Nash yang bisa mengembangkan model ekonomi dengan halusinasi, kemudian membuat paradigm matematika dengan riset disertasi "Permainan Non-Kooperatif. Bahkan sampai memperoleh Nobel bidang Ekonomi;

Tidak hanya berhenti pada hadiah Nobel John F Nash, sekalipun ia mengalami gangguan jiwa (Skizofrenia) atau mengalami gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik, justru menghasilkan hal luar bisa dalam  mengembangkan tentang teori permainan  ("game theory") dan perjuangan panjangnya dengan skizofrenia paranoid pada  masyarakat umum lewat film pemenang Academy Award dengan judul "A Beautiful Mind" tahun (2001), samapai film  dokumenter televisi  berjudul "A Brilliant Madness (2002).

John F Nash alumni doktor Universitas Princeton, dan Guru besar Massachusetts Institute of Technology (MIT), mengembangkan dasar bahwa ilmu ekonomi berkisar pada perbedaan antara kepentingan pribadi dan apa yang baik bagi masyarakat. Jika orang begitu rasional, bagaimana kita bisa mengalami perang dan kejahatan dan kemiskinan dan penyakit sosial lainnya? Mengapa hal-hal buruk terjadi pada masyarakat yang terdiri dari orang-orang rasional, modern, dan beretika? Tempat untuk mulai memahami non-sequiter ini adalah dengan yang paling terkenal dari semua game theory atau dikenal sebagai Prisoner's Dilemma.  Prisoner's Dilemma adalah permainan ini memiliki dua pemain, maka dengan mudah dapat dijelaskan oleh model matriks, dengan pilihan pemain pertama yang memberi label pada baris, dan pilihan pemain kedua yang memberi label pada kolom. Setiap masukan dalam matriks mewakili hasil yang mungkin;  hasil tersebut dengan menulis dua angka yang mewakili utilitas atau hasil untuk pemain pertama dan kedua.

 Prisoner's Dilemma yang asli, kedua pemain adalah mitra dalam sebuah kejahatan yang pada permulaan permainan telah ditangkap oleh polisi dan ditempatkan di sel terpisah. Seperti halnya dalam setiap drama kriminal di televisi, setiap narapidana diberikan kesempatan untuk mengakui kejahatannya. Sama seperti Marx (curiga uang), Friedrich Wilhelm Nietzsche (curiga iri hati pakai keadilan dan moral), atau  Sigmund Freud (curiga dengan seksuasi). Dan persis disinilah "Game Theory" memperoleh tempat pendasaran.

Pada  Prisoner's Dilemma mengandaikan ada  dua tersangka pencuri Motor Yamaha Mio 2012 ditangkap di Depok diwawancarai diruang introgasi secara terpisah, tidak dapat berbicara satu sama lain. Polisi memiliki cukup bukti untuk menuntut mereka dengan kejahatan yang lebih ringan dan penjara masing-masing selama dua tahun. Mereka berdua diduga melakukan kejahatan yang lebih serius, dengan ancaman hukuman sepuluh tahun penjara atau lebih sesuai Pasal 362 KUHP.  Polisi menawarkan masing-masing pengurangan dua tahun di mana hukuman yang akan diterimanya jika tersangka memberikan bukti terhadap tersangka lainnya; maka apa yang harus dilakukan masing-masing?

Jika Tersangka A berbicara, maka Tersangka B (yang tidak tahu apa yang telah dilakukan pihak lain) akan mendapatkan sepuluh tahun jika dia memilih untuk tetap diam dan delapan tahun jika dia berbicara. Jika Tersangka A tetap diam, maka Tersangka B akan mendapat hukuman dua tahun jika dia tetap diam dan akan bebas jika dia berbicara. Dalam kedua kasus tersebut, Tersangka A tidak dapat meningkatkan hasilnya sendiri dengan tetap diam daripada berbicara.

Oleh karena itu, ekuilibrium Nash untuk masalah ini adalah kedua tersangka memberikan bukti yang saling melawan. Tapi ini bukan solusi optimal - mereka masing-masing mendapatkan delapan tahun penjara dibandingkan dengan dua calon masing-masing - tetapi ini adalah satu-satunya posisi di mana setiap narapidana tidak dapat meningkatkan posisinya. Permainan yang lebih kompleks dapat memiliki lebih dari satu posisi ekuilibrium John F Nash. Ini berarti bahwa individu dengan pilihan yang sama mungkin memiliki "keputusan terbaik" yang berbeda tergantung di mana mereka menemukan diri mereka pada waktu tertentu.

Maka Teori permainan dapat digunakan untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengevaluasi perilaku manusia dalam konteks di mana hasil tindakan bergantung pada apa yang dipilih beberapa agen untuk dilakukan dan di mana pilihan mereka bergantung pada apa yang orang lain pilih untuk lakukan. Teori permainan akibatnya relevan dengan etika, dan digunakan dalam filsafat moral dan politik dalam berbagai cara kehidupan manusia universal;

Pada "game theory",   pertama di sebut fungsionalis : teori permainan digunakan untuk mengidentifikasi fungsi moralitas. Ini digunakan untuk menggambarkan masalah yang akan terjadi tanpa adanya moralitas, dan kesimpulan tentang fungsi perbaikan atau perbaikan moralitas diambil dari deskripsi ini. Pendekatan kedua, kontraktarianisme, menggunakan teori permainan (terutama teori tawar-menawar) untuk memformalkan teori kontrak sosial. Tradisi "game theory" untuk memahami institusi atau norma politik untuk dibenarkan sejauh agen rasional akan menyetujuinya dalam kondisi yang sesuai. Teori perundingan telah digunakan untuk menetapkan, pertama, ada kesepakatan dalam kondisi seperti itu dan, kedua, untuk memprediksi hasil dari proses tawar-menawar ini. Ketiga, teori permainan ("game theory"), terutama teori permainan evolusioner, digunakan untuk "memulihkan" banyak norma atau praktik moral tradisional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline