Meta Kosmis pada Bromo Tengger Semeru
Tulisan ini adalah hasil dialog saya selama 3 hari, dan 3 malam di Bromo Tengger Semeru pada tanggal 09 November 2020 sampai 12 November 2020 di pada Bromo Tengger Semeru Jawa Timur. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk dipahami, tetapi bertujuan untuk disalah pahami;
Saya awali dengan menyatukan batin dan perjumpaan dengan Gunung Lawu, Gunung Tidar, Gunung Merapi,Gunung Lawu, dan terakhir di malam sunyi sekitar di Pura Luhur Poten Gunung Bromo Tengger Semeru adalah wujud "Ada" menjadi gelombang gravitasi, cakrawala, asal mula alam semesta, dan astrofisika! Yang mungkin dapat dipahami secara paradoks!
Gunung Lawu, Gunung Tidar, Gunung Merapi, Bromo Tengger Semeru dapat dipahami pada tatanan kosmologi, bersama dengan banyak gambaran tentang apa yang iamati di seluruh alam semesta. Legenda Jawa kuno menceritakan, ketika pulau Jawa masih mengambang tanpa tujuan di lautan kosmik, para dewa merasa kasihan atas penderitaan penduduknya dan memutuskan untuk mengatur tempat pulau itu untuk selamanya. Dengan menancapkan paku raksasa tepat di tengah pulau, mereka menempatkannya di dasar laut. Hingga Gunung Tidar, atau Paku Bumi Pulau Jawa
Maka kepercayaan pada gunung kosmik bernama Meru atau Semeru di Jawa Timur adalah sama. Puncak Gunung Meru cukup tinggi dari pusat Jambudwipa, benua yang merupakan dunia kita. Puncak utamanya diyakini menjulang hingga ke nirwana, menghubungkan dunia tempat orang tinggal dengan alam dewa.
Di era Jawa kuna, kepercayaan ini disatukan dengan kepercayaan tentang gunung kosmik. Hal ini membuat perjumpaan sungai Progo dan Elo di dekat Bukit Tidar dianggap sebagai tempat yang sacral dan bersemayamnya penjaga Nusantara Semar sebagai pembentuk pemimpin Indonesia sampai hari ini;. Sehingga, tempat tersebut menjadi pilihan monument tertinggi pada fakultas Akal Budi dan Daya" terbesar di Asia Tenggara dengan fakta empiric pada Candi Borobudur.
Borobudur, Tidar, dan Merapi adalah perpaduan melampaui pada gagasan arsitektur, pada nilai spiritualitsa, dan kosmologis. Adalah stupa yang digunakan untuk menghormati Sang Buddha. Stupa melambangkan pencapaian nirwana, atau ketiadaan mutlak, akhir samsara, dan bebas dari kelahiran kembali yang ada di nirwana. Pada saat yang sama, stupa tersebut melambangkan gunung kosmik Meru, yang menjulang dari pusat dunia. Lereng yang berada di bawah pegunungan dihuni oleh rumah berbagai dewa. Mereka diukir menjadi relief di galeri di luar Borobudur.
Puncak gunung kosmik adalah tempat surgawi para dewa, di mana terdapat istana Indra, raja para dewa. Di atasnya, terdapat berbagai lapisan surga dari berbagai lingkungan keinginan, dari yang berwujud hingga tak berwujud. Bisa dikatakan Borobudur bukan hanya sebuah mahakarya arsitektur. Lebih dari itu, tetapi mewakili simbol yang lebih dalam, ciri khas kepercayaan Buddha, kecerdasan arsitektur, dan gagasan tentang mitologi kosmik.
Sesungguhnya tema "gunung kosmik" "adalah diturunkan dari sumber-sumber Mesopotamia kuno. Kata pada gunung kosmis" daripada "gunung suci". Penyebutan "gunung suci" membangkitkan pemikiran mitologis tentang gunung kosmik yang berdiri di tengah dunia. Ini adalah tempat di mana penciptaan dimulai,titik kontak antara dunia manusia dan dewa.
Gunung berdasarkan materi filologi dan arkeologi. Gunung kosmik" menonjol dalam praktik spiritual selama berabad-abad dan dalam narasi mitis yang menyertai. Gunung yang tidak dapat diakses, menakjubkan dalam keindahannya namun sulit untuk didekati, adalah tempat imajiner yang paling lazim dan menarik yang berulang dalam mitos budaya dan pengalaman mistik pribadi. Konsep gunung kosmik lazim dalam berbagai bentuk di seluruh Nusantara era Kuna: Dia adalah tempat imajiner yang paling lazim dan menarik yang muncul dalam mitos budaya Indonesia lama atau Jawa Kuna..
Bromo Tengger Semeru menemukan simbolisme religius yang rumit pada Gunung Meru atau Brahmana, gunung kosmis yang makna simbolisnya dikemukakan secara kompleks. Bromo Tengger Semeru adalah paku bumi atau paku alam, menyediakan celah melalui tiga bidang, memungkinkan komunikasi dengan kesucian nilai. Poros dunia ini secara simbolis dapat direpresentasikan sebagai pilar dunia, tangga, gunung kosmis, pohon kosmik, dan sebagainya. Bromo Tengger Semeru atau Gunung Meru, gunung kosmik, membawa hierarki sebagai makhluk. Dengan nama salah satu puncaknya sebagai poros kosmik, Mandara, gunung tersebut berfungsi sebagai Pengaduk Samudera. Untuk dunia mitis bahwa Bromo Tengger Semeru adalah gunung kosmik, berakar di bumi, dengan puncaknya di langit. Ini adalah gunung simbolik dan kota ilahi yang ideal, dan memberikan wawelar kota-kota raja di bumi Nusantara;