Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Filsafat Moral 4 Anasir

Diperbarui: 30 April 2021   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat Moral 4 Anasir (dokpri 27/09/2020)

Pada filsafat ada empat anasir (Empedokles) unsur api, air, tanah, dan udara disebut sebagai "Khora". Dan berkat "nous" atau logos (fakultas akal budi ") maka unsur anasir ini dapat disatukan atau disebut daya rasional logos dan kebijaksanaan.

Pertanyaan pada tulisan ini  adalah bagimana empat anasir ini dapat ditafsir dengan meta semiotika, dan meta hermeneutika dikaitkan dengan filsafat moral atau menjadi guru alam yang mengajarkan manusia menjadi baik. Kata baik disini diartikan berguna, maka apapun baik sama dengan berguna.

Pada empat anasir (Empedokles) unsur api, air, tanah, dan udara adalah fakta ada da nyata bisa dipahami secara indrawi, logis, indah, dan memiliki keteraturan serta memiliki sambung daya dengan energy (ontologis) yang kemudian bisa dipahami secara universal.

Berikut ini adalah tafsir meta semiotika, dan meta hermeneutika Filsafat Moral 4 Anasir  diinternalisasi atau dibatinkan menjadi kedalam dan keluasan cara hidup:

Anasir Bumi atau Tanah adalah sifat umum dalam pengertian tanda semiotika menerima apapun dengan dikenakan padanya (tanah/bumi). Semua kehidupan ada pada tanah, manusia membuang kotoran (maaf buang air besar kecil, sampah, laku manusia semua ada di atas Bumi/Tanah tidak pernah ada protes diperlakukan apapaun, bahkan ketika matipun "manusia membusuk" tanah/bumi menerima dengan iklas tanpa protes apapun.

Maka hakekat moral anasir Bumi/tanah adalah kegunaan manusia hidup adalah memberi  terbaik dan paling baik. Akhirnya dengan sikap mental memberi ini tanah memiliki pesan moral pada manusia "hidup hendaklah memberi apapun, sekalipun diperlakukan dengan tidak baik atau tidak adil"; karena barang siapa memberi kehidupan ia akan menerima kehidupan demikian sebaliknya; tanah mengajarkan manusia moral tertinggi dalam hidup manusia dalam perjalan kosmos;

Anasir angin atau udara.  Udara adalah symbol kelembutan dan kehalusan akal budi dan sembah roso/rasa.  Angin atau udara membelai kehidupan dengan lembut (kromo), memasuki semua ruang, menyentuh, menerpa bergerak dengan cara sangat halus, memberi belaian kasih pada apapaun dan dimanapun.

Udara atau angin simbol cinta kasih pada semua isi dunia/buana, bergerak dengan teratur dan berputar arah pada jam 00.  Tapi angin adalah "menciptakan keadilan" bisa menghancurkan semua hal secara merata tanpa pilih kasih, misalnya pada kejadian angin puting beliung, angin tornado, dan masuk angin pada manusia menimbulkan penyakit bahkan kematian ketika angin tidak ada dalam tubuh manusia;

Anasir Api atau cahaya, dimaknai secara semiotika adalah felita, lilin, cahaya yang menarangi manusia, listrik, dipakai untuk masak, memberi kehangatan, perjuangan atau api semangat manusia dalam diri, menjadikanya sebagai daya formal manusia menuju final cause manusia pada kebahagian hidup. 

Api tidak akan padam sampai tujuan dan fungsi formalnya tercapai, maka hidup adalah sebuah harapan untuk mencari dan memberi menghasilkan yang terbaik; sama dengan apa yang disebut Matahari pada siang dan Bulan bintang pada malam hari. Matahari memberikan kebaikan kepada semua isi bumi tanpa kecuali, atau symbol keutamaan kebaikkan, symbol horizon manusia.

Dan ketika manusia tidak menemukan keutamaan hidup jatuh dalam apa yang disebut patah semangat, patah harapan, sedih, menderita tanpa menemukan kebaikan dalam perjalan hidup maka ada bulan dan bintang di malam hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline