Ketika kamu masih dipohon asam
seorang dewa memberitahu saya
kamu kelak menjadi penggangu hidup saya
suara mu kala itu ada di antara pohon dan bunga
dan angin surga memberitahuku kamu menjadi penggangguku
penggangu dan sesukamu, ucapanmu berbisa
hati tanaman karma dunia dan benih air menista
ketika kamu masih di pohon asam
dengan sedikit kekuatan memberitahu aku
meskipun kamu tampak ramah
dan seakan paling setia didunia
tapi kamu meludahin aku tanpa harapan
betapa jiwaku telah mencintaimu, sekalipun kamu masih dipohon asam.
berulang kali aku memanggilmu saat itu
itu belum dengan nama, dan kamu masih diakar tanah berdosa
tidak pernah menyebut saya sebagai manusia baik
seolah-olah ucapanmu membuat saya menderita
Saya mengerti keheningan di atas langit
pohon adalah asam itu adalah guruku
pohon merdu adalah kata jahatmu pada ku
dan aku belajar untuk mencintai
di antara bunga yang palsu dan merobek jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H