Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Puisi | Itulah "Karma mu"

Diperbarui: 29 Maret 2020   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi | Itulah

  • Malam belum pergi,
  • Dingin, bisu, dan lembab,
  • Dibangunkan oleh binatang dan berbintang:
  • Di rayu oleh buah-buahan seperti sorga
  • Tidak seorang pun dapat membawa berita bunga-bunga cinta:
  • Setengah mekar bunga-bunga itu akan terbang,
  • Setengah embun mereka akan mengering, pergi tanpa jejak
  • Setengah rasa turut pergi dibawa oleh waktu.
  • Jadi  tanpa memohon lebih lanjut,
  • Jika  kamu tidak akan mencari aku lagi
  • Dari buahmu meskipun banyak mengering, pergi tanpa jejak,
  • Tidak lagi bergoyang, mendengkur, semua mengering, pergi tanpa jejak
  • Tapi tampak pusingmu, mengering, pergi tanpa jejak
  • Mendengus dan menggeram senyummu mengering, pergi tanpa jejak.
  • Satu panggilan membuatnya bangga, itupun kini hilang mengering, pergi tanpa jejak
  • Butir silang, tidak beradab; tersisa luka batin, tidak ada resep dunia mampu mengobati
  • Nada kecewamu nyaring, bordering seperti detik jarum jam
  • Penampilan priamu  jahat, apalagi hati dan jiwanya
  • Memukul ekor kesalahan masa lalu itupun kau pun tak mampu
  • Masalah dan bencana menginjak dan mendesaknya,
  • Siku, jari, tumit, bahu dan mendorongnya,
  • Cakar dengan kuku kebencian, kesusahan, penderitaan
  • Menggonggong, mengeong, mendesis, mengejek, mengolokmu
  • Merobek gaun kehidupanmu dan mengotori langkah kakimu, mengotori kehidupanmu
  • Mengerutkan rambutnya sampai ke akarnya, tanpa bisa dilakukan apapun
  • Alas rumahmua adalah "karma kehidupan" di atas kakinya yang kasar mematikan,
  • Pegang tangannya dan peras buahnya sudah tidak pernah kau jumpai lagi
  • Melawan, memberi makan mulutnya untuk hidup kau pun tak mampu.
  • Seperti bunga bakung dalam banjir 110 tahun,  itulah "karma mu"  
  • Seperti batu batu biru-urat membelah jari kakimu,  itulah "karma mu"
  • Seperti mercu suar yang ditinggalkan sendirian, itulah "karma mu" -
  • Di laut yang menderu, ombak ganas, ikan buas, itulah "karma mu" -
  • Mengirimkan api keemasan, menghancurkan kehidupan, itulah "karma mu", -
  • Seperti pohon jeruk dibakar musim kemarau 300 tahun, itulah "karma mu" -  
  • Putih dengan bunga madu-manis hancur dimakan gempa bumi,  itulah "karma mu" -
  • Sore dilanda oleh tawon dan lebah, angin puting beliung,  itulah "karma mu" -  -
  • Seperti kota perawan kerajaan dibakar rakyat kelaparan, itulah "karma mu" -
  • Sekali lagi, itulah "karma mu" -

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline