Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Puisi | Mengapa Kamu Masih Ragu?

Diperbarui: 29 Maret 2020   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Kamu Masih Ragu?/ puisi--dokpri

Mengapa Kamu Masih Ragu?

Berbohong, berpikir, diam bagai batu yang didadu
Tadi malam, sendiri bersama cemas tak bertepi
Bagaimana menemukan jiwaku di hatimu dalam selimut rumah
Dimana air jiwa melelehkan jendela tanpa terkunci
Dan menggu mu mengatra  roti bukan batu bisu layu mendayu tanpa tisu
mampi datang dengan satu hal  setan berkepala 17
Dan saya tidak percaya saya salah pada mimpi paku tanpa sasaran
Tidak ada sayang, tidak ada cemburu, tidak ada rindu
Tapi tidak seorangpun mengerti, senja sudah lama berhenti
Dapat pergi ke selimut malam tanpa bantal ragu bisu

Sekarang jika kamu masih ragu tapi tahu,  mendengarkan dengan cermat
Aku akan memberitahumu apa yang aku tahu
Awan badai berkumpul, bintang langit daun cemara datang
Angin akan bertiup di empat penjuru
semua ras hewan, pohon, tanah, manusia adalah penderitaan langkahmu
Dan aku bisa mendengar rintihannya, dibalik bantal bambu selimut ragu
Karena tidak ada, .......
Tapi tidak seorangpun .......
Dapat memahami dirimu selain aku, tetapi mengapa kamu masih ragu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline