Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Filsafat Tanah [1]

Diperbarui: 15 Juni 2021   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat Tanah [1] (dokpri)

Filsafat Tanah

Saya pernah tanya pada suatu diskusi didalam kelas, pertanyannnya adalah konyol tetapi merepotkan juga. Siapakah manusia dan tanah?. Jawaban gampangannya adalah  manusia berada diatas tanah. Semua manusia ada di atas tanah, hidup, berkembang biak, menetap, dan kembali ke dalam tanah.

Tanah dalam mitos dan filsafat Yunani Kuna di sebut Hades. (Rumah Hades) adalah tanah orang mati - tempat peristirahatan terakhir bagi jiwa-jiwa yang telah pergi. Itu adalah dunia yang gelap dan suram di mana hantu tanpa tubuh melayang melintasi bidang abu-abu asphodel. 

Para penyair Homer tidak tahu tentang Elysian Fields atau Nerarean Hell, lebih tepatnya semua warna - pahlawan dan penduduk desa - beristirahat di kegelapan Haides.

Baca juga : Pendidikan Filsafat Esensialisme dan Para Filsufnya

Manusia hidup dengan mendirikan rumah, kantor, ladang, sawah, pertainan, lapangan bola, jalan raya, jalan tol, jempatan, warung, toko, mall, apartemen, perkawinan, perpisahan,  rumah ibadah, sekolah, asrama, gedung seni, dan apapun kebudayaan manusia semua didirikan diatas tanah. 

Laut ada di atas tanah, sungai, danau, rawa, pohon, tanaman, ternak, rerumputan, hutan, semua satwa, air, tempat buang air besar, buang kotoran, makam, dan apapun ada diatas tanah, atau di atas bumi ini;

Demikian juga apapun bentuk kekayaan manusia mulai dari kaki sampai rambut, semua alat-alat, semua benda material dalam kehidupan manusia diperoleh dari isi dalam tanah; semua sayur mayor, bahan obatan, bahan industry, uang, tambang, semen, batu, pasir, biji besi, tubungan, mobil, kenderaan, kasur, buku, piring sendok, kompor, mesin, minyak, semua berasal dari keberadaan tanah, tanpa tanah maka semua benda apapun yang tampak dalam tatanan kehidupan manusia menjadi tidak ada apapun;

Baca juga : Pragmatisme dan Tokoh-tokoh Pragmatisme Pendidikan Filsafat

Maka dengan cara ini tanah memperoleh tema penting dalam mitos, mistik, logika, dan kesadaran umat manusia pada episteme tanah atau disebut juga tanah air; maka tafsir filsafat tanah mewujudkan menjadi apa yang disebut dengan "pengolahan, dan pemanfaatan  itu sendiri adalah sama dengan kata sepadan dengan kata "Budaya"; 

Di atas tanah semua "Identitas manusia" dibentuk oleh persimpangan tanah, budaya, dan masyarakat, sehingga menimbulkan martabat manusia, dan seluruh isinya terjaga, terrawat, bersiklus menjadi bentuk harmonisasi;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline