Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aquinas Ontologi "Mengada, dan Pengada" [1]

Diperbarui: 19 Maret 2020   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Anton Bakker, kajian literatur

Thomas Aquinas [1224-1274], menyatakan Mengada [esse] merupakan ciri dan sifat sempurna yang serba utuh yang mengandung dan mendasari segala sifat dan kesempurnaan lainnya; Mengada itu dari dirinya sendiri dan tak terbatas; oleh karena itu hanya satu saja;

Apalagi mengada itu melalu aktus  tanpa potensi apapun. Kemurnian Mengada demikian hanya direalisaikan oleh Tuhan. Tuhan adalah Mengada murni.

Semua keanekawarnaan dan keterbatasan dihasilkan, oleh karena itu mengada yang tidak terbatas itu ditampung dalam berbagai esensi atau hakikat yang tak terbatas hewan, manusia, pohon, sungai, dan batu, dan seterusnya.

Esensi-esensi itu berbeda secara real dan mengada yang aktus itu dari dirinya sendiri; mereka melulu hanya potensi dan hanya menjadi real sejauh dihidupkan oleh mengada aktus itu;

Sambil dihidupkan setiap esensi sekaligus membatasi mengada itu membatasi diri menurut ketentuannya sendiri-sendiri. Maka berbeda dengan Tuhan semua pengada lainnya terdiri dari kesatuan antara mengada sebagai aktus dan esensi sebagai potensi; mereka bukan adalah "mengada" tetapi hanya mempunyai mengada. Dan dalam hal pemilikan mengada itu mereka bersatu;

Jadi mengada pada umumnya memang real, tetapi tidak bersifat pribadi [substansial] kecuali dalam Tuhan. Dan mengada pada umumnya identic dengan segala pengada bersama-sama tetapi mengatasi dan meresapi mereka;

Pengada-pengada semua berupa substansi konkret yang berdikari. Prioritas diletakkan pada otonomi mereka masing masing [esse proprium]; mereka dapat mempunyai relasi-relasi; tetapi hanya bersifat sekunder. Relasi itu merupakan suati aksiden yang memiliki mengada paling tipis dari semua kenyataan [esse minimum], karena tidak mempengaruhi substansi inti;

Dunia dan masyarakat tidak merupakan satu kesatuan ontologis atau [menurut mengada] tetapi hanya kesatuan moral yang secara teratur memiliki tujuan bersama yakni Tuhan Maha Esa. Tuhan yang real berbeda dengan manusia, dan masyarakat. 

Bahkan Tuhan tidak memiliki relasi real dengan mereka; tetapi hanya memiliki realasi "rasional"; dengan kata lain Tuhan terpaksa kita pikirkan dengan relasi ke ciptan-ciptanNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline