Marx Ontologi Sifat-Sifat Mengada
Karl Marx [1818-1883] hanya ada satu realitas terakhir yang tunggal yakni materi, dengan hukum-hukum instrinsik yang selalu sama. Sama seperti gejala enersi, hidup, hukum, moral, roh, merupakan bagian dan fase dalam perkembangan materi itu;
Sifat-sifat yang sama berlaku bagi segala relasi materi, tetapi dapat terjadi debfab cara lebih atau kurang kompleks;
Kenyataan material itu bersifat abadi, seperti terbuktikan oleh hukum fisik mengenai permanensi enersi. Materi itu bersifat dinamis, ia mengandung daya-daya imanen bagi suatu proses yang bukan mekanis bukan juga kreatif, tetapi evaluative. Proses ini menghasilkan realisasi-realisasi materi yang semakin tinggi, sampai dengan manusia.
Tetapi segala relasai makluk yang hidup termasuk manusia merupakan fase-fase sementara yang lahir dan musnah lagi berevolusi; dan keseluruhan proses akhirnya akan mencapai masyarakat sosialis yang tidak kelihatan akan berakhir;
Hanya ada satu kenyataan adalah materi yang mandiri, berdikari, dan abadi; materi itu bukanlah suatu massa yang tidak berdaya, melainkan bersifat otodinamis; ia berkembang menurut menurut gaya; substansi-substansi tidak berbeda secara esensial tetapi hanya berbeda secara kompleksitas.
Yang disebut jiwa atau kerohanian hanya merupakan epifenomena atau semacam cahaya pada materi. Semua gejala dan hasil positif [hidup, naluri, budaya] justru menunjukkan hakekat materi itu sendiri;
Materi itu sendiri mengembangkan diri bersifat dialektis inheren dalam 3 hal yang terarah: [1] perlawanan, [2] pengingkaran, [3] transformasi. Bukan hal satu mengakibatkan yang lainnya tetapi mereka muncul dalam bersama dengan keharusan ontologis dalam proses inheren itu sendiri;
Tidak ada salah satu substansi yang merupakan tujuan bagi yang lainnya, baru dengan munculnya manusia juga muncul keterahan jelas ke masyarakat sosialis;
Materi dalam artian mengandung arti dan nilai praktis. Setelah didalamnya dialektika menghasilkan manusia, materi berkembang selanjutnya secara historis artinya didalam manusia kemudian materi diri dan memberikan nilainya sendiri;
Teori kebenaran baru terbuktikan kebenarannya dalam praksis hidup uamh produktif dan yang membawa ke masyarakat sosialistis;