Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Puisi | Karmamu

Diperbarui: 3 Maret 2020   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Pribadi

Persimpangan
  tempat jalan hidup buntu
  tinggal untuk berbisik
  telinga wisatawan dan
  menarik   pada nasib karma manusia

  Minuman air kencing sepatu:
  "Kamu bersembunyi lagi di tempat gelap
  dewa marah yang tersembunyi "

  -Kenapa kamu seolah olah memanggil Karma?
  Kamu  tahu harga karma yang harus dibayar.  Itu
  tidak pernah berubah.  Kematian
    akan memberi  hidup
  dan membebaskan  dari keji
  takdir.  Tapi sudah terlambat karmamu.

  -Jika aku bisa melihatmu lagi
  Dan bicara dengan kamu, berjalan  bersembunyi
  sementara di pertobatan kau tak punya
   minum minuman air tetesan  campur tanah makam
  dari percakapan mata, sukma dibawa sang bayu
  saya pikir tak mungkin lagi

  -untuk menyelamatkan jiwa sudah pecah
  rusak.  Untuk mencapai kelonggaran penyesalan
  Untuk menjarah emas hijau
  pada serangan bajak laut dan rawa buaya
  untuk berkemah kemuliaan para wangsa alam

  -Seperti wajah tukang jubah
  tanduk dan minuman beracun empedu ular
  kemenangan merah;  palsumu, demi cari muka
  juga, dengan tusuk gigi bau bangkai tikus
  Pohon beringin pecah yang ditusuk;  dan itu
  gemerincing langkah nyawa berjalan mengerikan
  jalan menuju rahmat batiniah menjemput  karmamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline