Filsafat Manusia Dayak [1]
Awalnya adalah Manusia Tanpa Mata, menceritakan kisah Ave dan Silu, yang buta matanya, dan yang bepergian ke sebuah desa di Gunung Lumut Kalimatan yang terputus dari sisa peradaban oleh gempa bumi lima belas generasi sebelumnya. Di desa semua orang buta, dan mereka tidak tahu konsep penglihatan dan apa itu melihat. Karena itu, mereka menyangkal keberadaannya.
Namun, indera mereka yang lain begitu tajam sehingga kebutaan mereka sebenarnya adalah keunggulan itu sendiri.
Ave melakukan perjalanan ke desa, ketika dia mendengar keberadaan narasi Wadian Kaharingan, dan dia percaya pada pepatah kuno bahwa "di negeri orang buta, pria bermata satu adalah raja atau Mantir Adat." Pepatah terbukti benar, karena Ave diyakini oleh bentuk kegilaan dan diturunkan ke perbudakan.
Ave jatuh cinta dengan seorang gadis desa bernama Silu, dan ia meminta izin untuk menikahinya. Penduduk desa setuju, tetapi hanya jika matanya dilepaskan supaya sama sama buta, karena mereka diyakini menjadi penyebab kegilaannya. Penduduk desa percaya yang konstan terhadap perasaan yang tidak ada menyebabkan perilaku irasionalnya.
Akibat rasa cinta Ave, dalam kecintaannya pada Silu, setuju untuk melepas matanya, tetapi lolos dari desa pada menit terakhir, dan mulai mencari jalan keluar Gunung Lumut Kalimantan.
Dalam pelariannya Ave akhirnya, bertemu dengan seorang pemukim awal yang kebetulan berada di luar kampung Gunung Lumut disebuah tempuran sungai kaki gunung, ketika bencana alam terjadi tidak pernah bisa kembali. Namanya adalah "Awahat";
Sebelum peristiwa ribuan tahun sebelumnya ketika "Awahat"; masih hidup bersama dengan penduduk Gunung Lumut sehat damai sejahtera. Dan akibat bencana itu terjadi yang menyebabkan semua penduduk buta tanpa bisa melihat apapun, mereka hidup dengan mempertajam indra lainya selama ribuan tahun.
Semenjak menghilangnya "Awahat" berjanji jika sebelum kembali dari ketelemparannya menanam kebon Pohon Kayu Besi {kayu Ulin}, maka semua warga tetap dalam keadaan buta mata, sampai akhirnya dijemut oleh pria kemudian dijadikan pasangan hidup untuk menata kembali kota itu;
"Awahat" adalah wanita abadi tanpa waktu penjaga pintu Gunung Lumut semacam kuncen sakti. Karena orang kemudian menganggap dosa sebagai penyebab penyakit, pemukim itu dipilih untuk dijaga "Awahat" sambil menunggu Pria {Kebetulan Ave} untuk mencari semcam imam untuk membangun sebuah kuil {Balai Adat Kaharingan Dayak} suci membebasakan dari kebutaan.
Sebelum menikah maka "Awahat" meminta syarat agar dia [Ave} mampu menebang 10 pohon Ulin berbaris dengan catatan nomor 7 tidak boleh ditebang. Karena jika ia menembang pohon urutan ke tujuh maka Gunung Lumut itu bergerak, sehingga pemukim tidak pernah bisa kembali.