Mengapa Pekerja Seks Dianggap Bukan Kerja?
Di satu sisi ada manusia berusaha untuk menghindari hasil seks berupa hamil, namun paradoksnya pengen melakukannya, maka lahirlah penggunaan alat kontrasepsi dengan segala tipe jenisnya. Ada kesan tipe manusia ini hanya mengejar hasrat, tetapi tidak mau mengambil risikonya.
Ada lagi manusia yang bertahun-tahun, dan berpuluh tahun menikah pengen punya anak, dan keturunan dengan mencari dan melakukan usaha maksimal pada aktivitas seks supaya ada keturunan dan sampai kepada bayi tabung atau menyuntik sperma supaya bisa hamil.
Ada lagi manusia pengen seks tetapi tidak legal, melanggar hak asasi manusia, melanggar hukum dengan melakukan hubungan seks sesama garis keluarga, memperkosa, memberi bius, dan seterusnya hanya demi hasrat metafisik yang melampaui norma masyarakat, dan dikandangan pak Polisi.
Ada lagi manusia pengen nafsu seksnya disalurkan dan tidak dapat dilakukan dengan normal, kemudian membeli sabun, dan pergi ke kamar mandi.
Mengapa Pekerja Seks Dianggap Bukan Kerja? Padahal baik "Bekerja" dan "pekerjaan" adalah dua kata yang memiliki arti yang serupa namun berbeda. Meskipun mereka digunakan secara bergantian, maknanya mungkin berbeda sesuai dengan bagaimana mereka digunakan.
Penggunaan kata "pekerjaan" untuk menggambarkan sebuah karya pertama kali dicatat pada 1550-an. Itu berasal dari kata bahasa Inggris Tengah "gobben" yang berarti "benjolan atau massa."
Ini adalah kata benda yang digunakan untuk merujuk pada pekerjaan yang dilakukan seseorang untuk mencari nafkah, hakekat kehidupan dengan menggunakan Tubuh, Rasa, Pikiran, dan Energi;
"Pekerjaan" didefinisikan sebagai "suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan imbalan biaya atau pembayaran satuan moneter tertentu." Ini disebut sebagai pekerjaan, profesi, karier, atau bisnis.
Adalah tanggung jawab seseorang terhadap majikannya harus berkinerja baik karena dibayar untuk itu. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan formal.
Ketika seseorang dipekerjakan untuk suatu pekerjaan, ia harus masuk ke kontrak dengan majikannya, dan ia harus mematuhi peraturan perusahaan. Dalam suatu pekerjaan, tujuan dan target lebih spesifik dan ditata dengan baik untuk diikuti dan dicapai oleh karyawan.