Tulisan [3] Agama memberi alasan bagi orang miskin untuk menerima nasib buruk mereka dalam hidup; Pandangan Karl Marx tentang bagaimana agama adalah 'candu bagi rakyat' dan melanggengkan ketimpangan sosial.
Ini akan membahas bagaimana Karl Marx percaya agama adalah cara bagi orang miskin untuk menerima kemiskinan mereka dan bagi orang kaya untuk mengendalikan orang miskin; Agama adalah mengalienasikan manusia menjadi manja, dan tidak mandiri dalam mengembangkan semua potensi secara rasional;
Sejauh ini, kita telah belajar tentang pandangan-pandangan Karl Marx tentang kelas sosial, ketidaksetaraan sosial, dan penderitaan rakyat kelas pekerja. Menurut Marx, masyarakat dipandang sebagai dua kelas: yang kaya dan yang miskin. Adalah keyakinannya struktur kelas sosial pada waktu itu dibentuk untuk memungkinkan orang kaya mengendalikan semua elemen produksi dan menjadi lebih kaya dari buruh kelas pekerja.
Satu teori yang diyakini oleh Karl Marx adalah sistem kapitalis menciptakan perasaan keterasingan bagi para pekerja (perasaan tidak berdaya) dan dengan demikian agama akan menjadi sarana bagi para pekerja untuk menerima nasib buruk mereka dalam kehidupan. Agama juga akan digunakan oleh orang kaya untuk secara tidak sadar mengendalikan massa atau rakyat biasa.
Marx memahami agama melayani tujuan atau fungsi dalam masyarakat tetapi tidak setuju dengan dasar fungsi itu. Bagi kebanyakan orang, agama dilihat melalui iman atau ajaran yang dianggap benar. Agama mengajarkan moralitas, nilai-nilai, dan keyakinan masyarakat akan mengadakan evaluasi terhadap perilaku.
Marx kesulitan mempercayai kebenaran yang tak terlihat. Dasar argumennya adalah manusia harus dipimpin oleh akal dan agama menutupi kebenaran dan menyesatkan pengikut berpikir kebebasan, rasionalitas, dan membangun peradaban. Dia percaya ketika seseorang memandang masyarakat dan kehidupan melalui kacamata agama, mereka buta akan realitas kehidupan mereka.
Agama, kemudian, adalah harapan palsu dan penghiburan bagi orang miskin. Dia melihat orang miskin menggunakan agama mereka sebagai sarana untuk menemukan kenyamanan dalam keadaan mereka, sehingga membantu dalam proses pengasingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H