Suatu hari, seorang pemuda berinisial W pergi ke rumah singgah Socrates dekat pantai selatan Jawa. Kebetulan Socrates memiliki rumah singgah di Parangtritis adalah desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bocah berinisial W itu bertanya kepada filsuf besar Yunani, , "Tuan, saya datang untuk mencari kebijaksanaan. Akankan bisa menolongku?" Socrates memandang bocah itu dan menjawab, "Bagaimana saya bisa membantu?"
Bocah itu menjawab, "Saya ingin sukses besar. Maukah Anda mengajari saya semua yang perlu saya ketahui agar saya bisa sukses besar?"
"Tentu saja, anakku," jawab Socrates. "Berjalanlah bersamaku." Socrates mulai berjalan dan menuju ke laut selatan. Setelah di atas pasir, Socrates terus berjalan lurus ke air. Pria muda itu mengikuti. Ketika keduanya berada jauh di dalam samudera, Socrates meletakkan tangannya di atas kepala pemuda itu dan dengan cepat memaksanya di bawah air. Setelah sekitar sepuluh detik, pria muda itu berjuang ke permukaan dan mulai terengah-engah. Socrates melepaskan kepala bocah itu, berbalik dan berjalan pergi.
Pria muda itu terkejut. Dia telah melakukan perjalanan jauh untuk bertemu dengan Socrates yang dia kagumi dan hormati dan ketika dia meminta kebijaksanaannya, dilakukan hanyalah meletakkan kepalanya di bawah air. Tidak pernah lagi, sumpah pemuda itu, ia akan meminta nasihat dari Socrates.
Namun, waktu seperti yang kita tahu, memiliki cara penyembuhan luka dan setelah seminggu berlalu, pemuda itu berpikir mungkin dia melakukan sesuatu yang membuat Socrates kesal. Jadi kembali dia pergi dimalam Jumat Kliwon mengunjungi Socrates. Lagi-lagi dia memohon Socrates untuk mengajarinya semua yang perlu diketahui agar dia bisa sukses besar.
Socrates tersenyum dan sekali lagi setuju. Socrates meminta pemuda itu untuk mengikutinya dan lagi-lagi mereka berjalan menuju lautan dari arah wiwitan atau timur. Sama seperti sebelumnya, Socrates berjalan di dalam air dan, ketika airnya setinggi dada, Socrates meraih kepala pemuda itu dan mendorongnya ke bawah air. Namun kali ini, pemuda itu sudah siap. Sebelum tenggelam, dia menghirup udara besar dan menahan napas selama hampir tiga puluh detik sebelum terengah-engah. Ketika dia menyeka air dari matanya, dia melihat Socrates sudah di pantai berjalan pergi.
Sekarang pemuda itu mangkal atau kesal. Dua kali dia mendekati Socrates untuk pengetahuan yang dia butuhkan untuk menjadi sukses besar dan dua kali Socrates membawanya ke laut dan menundukkan kepalanya. Pemuda atau bocah ini merasa terhina.
Empat puluh Sembilan hari berlalu tepat weton leluhur pemuda itu punya waktu untuk berefleksi. Dia benar-benar ingin sukses. Socrates memiliki kebijaksanaan yang dia butuhkan sehingga dia memutuskan untuk pergi terakhir kali ke Socrates. Setelah tiba di rumah singgah Socrates, dia mengetuk pintu. Ketika Socrates muncul, pemuda itu berkata, "Apakah masih ingat saya?" tanya bocah itu
Socrates tersenyum lebar dan berkata, "Ya. Anda adalah pemuda yang ingin sukses besar. "
Bocah cilik itu sekali lagi bertanya kepada Socrates, "Maukah Socrates mengajari saya semua yang perlu saya ketahui dan semua yang saya butuhkan untuk belajar agar sukses?" Socrates mengangguk dan berkata, "Tentu saja." Kemudian Socrates mulai berjalan ke arah laut dengan diikuti oleh pemuda itu.
Kali ini pemuda itu siap. Begitu Socrates meraih kepalanya, dia menghirup udara dalam-dalam, santai dan mampu menahan napas di bawah air selama hampir dua menit. Ketika akhirnya dia muncul di udara, Socrates sudah pergi.