Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Kritik Publik, Apakah bapak Presiden Membayar Utang Budi

Diperbarui: 29 September 2019   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dokpri

Kritik  Public Apakah  Bapak Presiden Membayar Utang Budi  

Ada banyak kasus yang berpotensi mengalienasi atau menegasikan diri bapak presiden yang berakibat rusaknya kekuasaan, rusaknya tatanan bernegara, berbangsa, dan Persatuan Indonesia. Pertama adalah:

Ke [1] Kasus Papua dan Kerusuhan atau potensi kerusukan demo, dan indikasi makar pada NKRI yang tidak bisa dipadamkan oleh pemerintah secara tuntas.  

Seperti di muat dalam KOMPAS.com. Jumlah korban kerusuhan Wamena, Jayawijaya, Papua, hingga Rabu (25/9/2019) malam bertambah menjadi 30 orang. Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa itu. 

"Pemerintah Papua dan masyarakat Papua mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang terjadi pada hari Senin (23/9/2019)," ujar Lukas setelah mengunjungi para korban kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).

Ke [2] Penderitaan warga Negara akibat asap api dan kebakaran hutan di Kalimantan,dan Sumatera. Seperti berita KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) masih terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Hal ini mengakibatkan menyebarnya kabut asap di wilayah perbatasan Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia. 

Dan kasus ini sudah berjalan 20 tahun tidak atau belum ada upaya finalitas oleh pemerintah. Bahkan Pemerintah tidak mengumumkan siapa manusia pembakar hutan tersebut, dan tidak ada nama-nama pelakunya. Hanya rakyat kecil orang dayak dijadikan tersangka, padahal 1000 tahun dayak membuat ladang, tidak pernah merusak hutan.

Ke [3] Meninggalnya dua mahasiswa dan hilangnya nyawa akibat demontrasi menentang RUU KPK, dan RUU KUHP. Seperti dalam  berita  CNN Indonesia, pada suasana pembukaan Sidang Akhir Masa jabatan MPR diselimuti duka kematian dua mahasiswa di Kendari, Himawan Randi dan Muhammad Yusuf Qardawi, Jumat (27/9). 

Belum lagi kerugian mental, material masyarakat pada pihak Polri, TNI, dan masyarakat akibat demontrasi yang dibuat oleh gagasan Presiden, dan DPR RI.  Padahal Pergubi [Persatuan Guru Besar Indonesia] sudah mengingatkan sebelum peristiwa itu terjadi. Tetapi malah dua lembaga ini keras kepala [Dumeh] terus menerus

Ke [4] Adanya pembengkakan idiologi lain selain Pancasila, dan UUD dalam semua diskursus public, dalam semua wacana bernada protes pada kekuasaan, pada kemungkinan perpecahan antar anak bangsa sepertinya sudah mendekati kenyataan.

Ke [5] Demo yang di motori oleh mantan panglima KSAL. Seperti dikutib dari Detikcom. Massa yang mengaku sebagai mahasiswa menggelar demonstrasi di dekat mabes TNI. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline