Episteme Pendidikan Intelligence Untuk Keamanan Negara [7]
Pada bagian tulisan ke [7] ini saya akan membahas tentang kompetensi menyeluruh pada prasyarat manusia yang disebut Intelligence menjaga Keamanan Negara bahkan rerata kompetensi seluruh dunia sehingga bisa dianggap mungkin. Maka membahas pada Intelligence menjaga Keamanan Negara diperlukan identitas atau ciri-ciri umum. Pada tulisan sebelumya sudah ada 12 kemungkinan syarat yang bisa diberlakukan umum mengenai pencirian tersebut.
Tulisan ini adalah sebuah rangkaian benang merah dimana antara satu tulisan dengan tulisan lainnya saling melengkapi. Dan tidak mungkin memahami secara esensi tanpa memahami tulisan ini secara utuh dan komprenship. Tulisan ini masih banyak hal yang tidak saya sampaikan karena tulisan ini memasuki wilayah public dengan pertimbangan etika dan benturan kepentingan.
Ke [13] Penguasan Senjata Biologi. Biological Warfare dapat dianggap sebagai penggunaan organisme hidup atau bahan terkait yang dimaksudkan untuk menyebabkan kecacatan, penyakit, atau kematian pada manusia, hewan, atau tanaman untuk tujuan yang tidak manusiawi atau kejahatan dunia. Instrumennya termasuk mikroorganisme patogen, racun dan zat bioaktif, yang dapat dipersenjatai, menggunakan sistem pengiriman militer dan sipil diseluruh dunia.
Kita paham semua bahwa dengan kemanjuan teknologi, dan perdagangan bidang ekonomi online [unicorn], disertai masuknya barang apapun ke suatu Negara memiliki potensi besar pada kemungkinan masuknya senjata kimia atau biologi pada suatu kawasan atau Negara. Negara Indonesia belum memiliki apa yang disebut Strategi Biodefense Nasional untuk mencegah masuknya Senjata Biologi dan Kimia yang dimasukkan dalam mengancam keselamatan warga Negara.
Penggunaan sejata biologi dan kimia dengan tujuan secara efektif harus ada kemampuan untuk melawan ancaman yang terjadi secara alami, kejadian biologis yang tidak disengaja dan disengaja, maka intelligent harus memiliki kompetensi unuk untuk bertindak bagi negara, lokal, teritorial, dan entitas suku pemerintah daerah, praktisi, dokter, ilmuwan, pendidik, dan industri.
Adanya dugaan penggunaan senjata kimia dan biologi adalah flu burung ayam, termasuk Akut virus Sindrom (SARS), pandemi influenza, Ebola tipe penyakit virus, dan penyakit virus Zika, miliki mengungkapkan sejauh mana masing-masing negara dan komunitas internasional perlu ditingkatkan kesiapsiagaan dan sistem biosurveillance mereka untuk mendeteksi dan merespons krisis kesehatan.
Pendidikan intelligent masa depan harus mampu menjawab tantangan penggunaan dan penyalahgunaan sejata biologi, dan kimia ini dengan kompetensi mengelola pencegahan yang lebih efektif untuk menilai, mencegah, mendeteksi, mempersiapkan, merespons, dan pulih dari ancaman biologis, mengoordinasikan upaya biodefense dengan internasional mitra, industri, akademisi, entitas non-pemerintah, dan sektor swasta, masyarakat stakeholders.
Model analisis intelligent bisa macam-macam cara bisa pakai analisis hulu, hilir, tengah, [before after event] pada aktivitas eksport import barang jasa, human traffic, urbanisasi, perambahan habitat, dan perjalanan yang meningkat dan lebih cepat, ditambah dengan sistem kesehatan yang lemah, meningkatkan kemampuan penyakit menular untuk menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Resistensi antimikroba, penyakit menular, dan kebangkitan dan penyebaran penyakit menular yang dulu terbatas secara geografis dapat membanjiri kapasitas respons dan membuat wabah lebih sulit dikendalikan. Wabah penyakit menular bahkan di tempat-tempat paling terpencil di tanah airi dapat menyebar dengan cepat melintasi samudera dan benua, berdampak langsung pada totalitas populasi warga Negara sehingga jangka panjang akan berdampak pada pelemahan Negara melalui bidang kesehatan, keamanan, dan kemakmurannya. Bahkan memungkinkan bubarnya sebuah Negara.
Kompetensi pendidikan intelligent pada masa depan harus mampu melakukan keamanan hayati dan biosekuriti kemudian membuat system [PDCA atau Plan, Do, Check, Act"] berbasis manajemen risiko biologis dan penilaian risiko biologis, disertai mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan, mencegah, dan menanggapinya, terlepas dari apakah problem senjata biologis dan kimia berasal dalam negeri atau di luar negeri.