Episteme Makhluk Astral [3]
Setelah pada tulisan [1,2] dibagian sebelumnya secara pendahuluan saya sudah menguraikan rincian umum sehingga memungkinkan Episteme Makhluk Astral memperoleh tempat untuk layak dilakukan ekskursus public dalam wacana tulisan ini. Pertanyaan episteme-nya adalah bagimana rerangka pemikiran Makhluk Astral menjadi mungkin dijelaskan.
Makhluk Astra sering disebut sebagai Goib, dedemit, atau apapun namanya anonim, tersembunyi, terselubung, terenkripsi, buram, bawah tanah, tersembunyi, tidak dapat dipahami, tersembunyi di depan mata. Studi tembus pandang menyebutnya sebagai bidang studi tentang penampilan.
Dalam Buku II Republik [teks , 357a-368c] , Plato atau Platon membahas Ring of Gyges, legenda cincin Gyges, untuk membayangkan orang yang adil diberi cincin yang membuatnya tidak terlihat. Setelah memiliki cincin ini, pria itu dapat bertindak tidak adil tanpa takut akan pembalasan. Tidak ada yang dapat menyangkal, klaim Glaucon, manusia yang paling adil pun akan berperilaku tidak adil jika ia memiliki cincin ini dan tidak kelihatan mata. Manusia tidak kasat mata, atau tidakkan tidak terlihat [dibantu oleh Makhluk Astral] diduga akan menuruti semua dorongan materialistis, haus kekuasaan, dan bernafsu secara erotis. Kisah ini membuktikan Makhluk Astral diintrumentalisasikan pada kehidupan manusia sampai hari ini.
Buku II Republik [teks , 357a-368c]; Glaucon mengakhiri pidatonya dengan upaya untuk menunjukkan bahwa tidak hanya orang lebih suka menjadi tidak adil daripada adil, tetapi juga rasional bagi mereka untuk melakukannya. Kehidupan yang benar-benar tidak adil, menurutnya, lebih menyenangkan daripada kehidupan yang benar-benar adil. Dalam mengajukan klaim ini, menggambar dua potret terperinci tentang orang yang benar dan tidak adil. Orang yang benar-benar tidak adil, yang menuruti semua dorongannya, dihormati dan dihargai dengan kekayaan.
Buku II Republik [teks , 357a-368c]; wujud metafora kisah ini ingin menyampaikan logika kesadaran bahwa sampai hari ini Makhluk Astral dipakai ["difungsionalisasikan"] untuk menghindari risiko ketakutan; melindungi membantu menjaga kekayaan, memperoleh kekayaan, jabatan, keinginan material, nafsu seksuasi, menjaga penampilan umat manusia atau egoism karena kehidupan yang benar-benar tidak adil, lebih menyenangkan daripada kehidupan yang benar-benar adil.
Implikasi argumen terbaik kaum imoralis adalah dimaknai bukan hidup hanya kontrak sosial" dan manusia mengalami keuntungan dari yang lebih kuat dan Makhluk Astral difungsikan untuk menguatkan diri atau pegangan diri. Dan pada sisi ini bersifat paradox memiliki potensi untuk mengarah pada kesimpulan positif, akibat jelas maka instrumentalisasi Makhluk Astral bersifat niscahaya.
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H