Martin Heidegger (1889--1976) dalam bukunya yang terkenal Being and Time (German: Sein und Zeit) tahun 1927, Heidegger membuat pernyataan berani dan berpengaruh pada pemikiran Barat sejak Plato atau Platon dan seterusnya telah melupakan atau mengabaikan pertanyaan mendasar tentang apa artinya sesuatu ["ada" atau mengapa "ada" bisa "ada"] bagi manusia. Heidegger berusaha mengklarifikasi seluruh karyanya bagaimana, sejak munculnya filsafat Yunani, peradaban Barat telah berada di lintasan menuju nihilisme, dan percaya krisis budaya dan kemunduran intelektual kontemporer terhadap nihilisme terkait erat dengan melupakan ["ada"].
"Beberapa cendekiawan memberikan kritik pada keterlibatan Heidegger pada pada Partai Nazi. Nazi menentang dua bentuk pemerintahan dominan pada masa itu yang dikaitkan dengan Heidegger dengan "teknologi global," komunisme dan demokrasi.
Dalam pidato politik Heidegger terkenal, yang dibuat dalam ceramah 1935 mengklaim "Rusia dan Amerika, dilihat secara metafisik, tanpa harapan pada teknologi terpesona dan organisasi tak menentu. Retorika Nazi tentang "darah dan tanah" dan mitologi Volk Jerman kuno, bijak, dan berbudi luhur mungkin menarik bagi seseorang yang peduli dengan konsekuensi homogenisasi globalisasi dan teknologi.
Secara lebih luas, pemikiran Heidegger selalu menampilkan sara-cara di mana demokrasi liberal mempromosikan keunggulan dan persaingan yang bermanfaat tidak ada di antara ide-ide politik yang menjadi pemikiran Heidegger secara terbuka.
Studi Heidegger dan karya-karyanya adalah membantu manusia memahami tantangan-tantangan teknologi, manusia harus mempelajarinya baik dengan hati-hati, untuk menghargai kedalaman kompleksitas pemikirannya. Dalam tulisan-tulisannya tentang teknologi, terutama menjadi perhatian dalam esai ini, Heidegger menarik perhatian dimana teknologi membawa kemunduran dengan membatasi pengalaman manusia tentang segala sesuatu sebagaimana adanya.
Heidegge berpendapat manusia sekarang melihat alam, dan hanya secara teknologi yaitu, melihat alam dan manusia hanya sebagai bahan baku untuk operasi teknis.
Heidegger berupaya untuk menerangi fenomena ini dan menemukan cara berpikir dapat diselamatkan dari kekuasaan teknologi yang mengendalikannya.
Menurut Heidegger, peradaban modern baik di Timur komunis maupun Barat yang demokratis telah dibelenggu. Heidegger berpendapat, bukan dengan menolak teknologi, tetapi dengan memahami bahayanya.
Teknologi seperti Mengungkapkan kata Heidegger. Perhatian Heidegger dengan teknologi tidak terbatas pada tulisan-tulisannya yang secara eksplisit didedikasikan untuknya, dan apresiasi penuh atas pandangannya tentang teknologi membutuhkan beberapa pemahaman tentang bagaimana masalah teknologi cocok dengan proyek filosofisnya yang lebih luas dan pendekatan fenomenologisnya.
Fenomenologi, bagi Heidegger, adalah metode yang mencoba untuk membiarkan segala sesuatu menunjukkan diri dengan cara mereka sendiri, dan tidak melihat mereka terlebih dahulu melalui lensa teknis atau teoritis.
Argumen paling penting dalam Being and Time yang relevan untuk pemikiran Heidegger di kemudian hari tentang teknologi adalah kegiatan teoretis seperti ilmu alam bergantung pada pandangan waktu dan ruang yang mempersempit pemahaman tersirat dalam bagaimana manusia berurusan dengan dunia aksi dan kepedulian. Manusia tidak bisa membangun jarak dan arah bermakna, atau memahami peluang untuk bertindak, dari netralnya pemahaman matematika tentang ruang dan waktu. Memang, pandangan ilmiah terpisah dan "obyektif" tentang dunia ini membatasi pemahaman manusia sehari-hari. Penggunaan hal-hal biasa dan "transaksi penuh perhatian" manusia di dunia adalah jalan menuju pemahaman yang lebih mendasar dan lebih jujur tentang manusia dan keberadaan daripada ilmu pengetahuan.