Jika pada contoh membuat ilmu pada tulisan [1] saya meminjam pendasaran filsafat Aristotle tentang empat "Causa Proxima"; kemudian pada tulisan ke [2] filsafat Immanuel Kant (1724-1804), Kritik Akal Budi Murni (KABM). Ada dua pendekatan berpikir apriori dan aposterioria.
filsafat Kant adalah apriori dan aposterioria penilaian analitik dan sintetis. Penilaian pada pengalaman adalah sintetik aposteriori karena disatukan (sintetis) pada objek pengalaman (aposteriori). Matematika terdiri pada penilaian apriori sintetis.
Pada tulisan ke [3] saya meminjam meminjam alat akademik [tools academic] filsafat Ren Descartes (1596-1650), metode meragukan (Skepticism) atau Discourse on Method (metode wacana atau diskursus melalui (1) Berpikir (res cogitans), dan (2) Res Extensa (materi atau tubuh), dengan menggunakan daya "Intellectual Perception" yang jernih, terpilah-pilah (clara et distincta). Hanya dengan metode melalui "Intellectual Perception" Clear, and Distinct, dan ide-ide bawaan (innates ideas).
Maka dengan meminjam alat akademik filsafat Ren Descartes (1596-1650), memungkinkan untuk contoh cara "Membuat Ilmu". Dengan cara memperoleh ilmu Penalaran (logika), Trikotomi apriori-aposterori, fenomena-nomena, form content, Knower, Known (=merupakan objek, realitas, fenomena, nomena), Knowing (bernalar/berpikir), Knowledge, Teori Menjelajahi Kebenaran, Esensi Teori dapat dihasilkan dengan baik dan memiliki nilai;
Hasil Penelitian Prof Apollo Daito, dan Pia Oliang [2014-2019] membuat 5 kasus cara membuat ilmu melalui Deducto Hypothetico- Empirico Verification, Meditasikan, Metodologi Penelitian (deducto hypothetico- empirico verification), Matematika (Logika Deduksi), Statistika (logika induksi), Paradigma Ilmu, Paradigma Dalam Riset, Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Tangga-tangga ilmiah metodologi penelitian.
Berikut ini disajikan contoh kedua [3] pada tulisan sebagai contoh cara membuat ilmu teori "kecerdasan emosional (emotional intelligence)" manusia". Berikut ini adalah tahap-tahap General Skepticism artinya meragukan semua hal (keraguan umum umat manusia), merupakan cara memperoleh kepastian pengetahuan melalui "uji substansi" untuk membuat ilmu pada kasus "kecerdasan emosional (emotional intelligence)," manusia.
Tahap ke [1] mencari episteme Bentuk silogisme disjunktif deduktif, Logika deduktif silogisme alternatif, Tahap Penelaahan Konsep (Conceptioning), Tahap Pertimbangan atau Putusan (Judgment), Tahap Penyimpulan (Reasoning), Postulat (Asumsi/Aksioma), Hipotesis yang dapat dipatuhi;
Berikut ini adalah rangkuman sebagian tahap Proses Epistimologi (Bagian Tinjauan Pustaka) atau aktivitas bernalar umum sebagai upaya mencari dari Kesamaan Kepada Pembedaan pada "Materi bahan diskursus bernama kasus "kecerdasan emosional (emotional intelligence)" manusia.