Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Panis Angelicus: Aquinas

Diperbarui: 19 Oktober 2018   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Panis Angelicus: Aquinas

Apresiasi pada segala usaha dan iman Thomas Aquinas telah menjadikan namanya menjadi Santo Pelindung dalam tradisi Gereja Katolik, diabadikan menjadi Nama Gereja, dan berberapa nama pedidikan di Universitas. Bahkan literature kayanya masih dipakai mahasiswa untuk ujian kandidat parkualifikasi Doktoral di Universitas sekalipun mereka bukan berasal dari bidang ilmu filsafat dan teologi.

Tidak hanya pemikiran Summa Theologica, Saint Thomas Aquinas menyusun lagu teks yang paling terkenal dan teks lagu  abadi, dan bisanya dinyanyikan pada acara Misa Kudus Ekaristi Katolik saat menyambut Tubuh dan Darah Kristus.  Di seluruh Gereja Katolik di dunia setiap hari ada perayaan Ekaristi demikian metafora penghargaan dalam lagu Panis Angelicus yang berarti 'Roti Para Malaikat.

 Judul lagu dan tema  tersubut adalah Panis Angelicus [Latin for "Bread of Angels" or "Angelic Bread"], digubah kembali oleh  Cesar Franck pada tahun 1860. Panis Angelicus yang berarti 'Roti Para Malaikat', merupakan dua bait terakhir dari Hymne Sacris solemniis, ditulis oleh Santo Thomas Aquinas. Di Indonesia sendiri yang beredar banyak adalah Lagu Panis Angelicus  Cesar Frank yang terdapat di buku Perjamuan Surgawi, terbitan Pusat Musik Gereja Liturgi Yogyakarta.  Lagu ini dinyanyikan sebagai lagu komuni Sakramen Ekaristi  sepanjang tahun, kamis putih dan Hari Raya Tubuh Tuhan. Lebih indah jika dimainkan dengan menggunakan Biola dengan nada do=A; 4/4.

 Lagu ini dikagumi oleh Bapa Paus Yohanes II, setiap kunjungan literugi keberbagai negara.  Ciri utama bahwa Cinta dan Kasih telah diserakan kepada umat manusia dalam rahmat Tuhan yang sama. Metafora ini dilakukan oleh Bapa Paus Yohanes II dengan mencium Tanah setiap kali mengunjungi dan menginjak Tanah negara tujuan kunjungan Rohaninya.

Lagu ini sebagai bentuk penyatuan "Manunggaling Kawula Gusti" dapat dimakni secara harafiah Jawa Kuna.  Semua umat manusia disatukan baik yang kaya, dan paling utama budak meskin, manusia sederhana, yang bodoh dan pintar yang baik dan yang jahat memperoleh hak yang sama dalam pengampunan dosa dan kesalahan dihadapan Tuhan. Hal ini mengacu pada iman dan pengertian Kata Katolik yang berarti Universal tanpa membeda-bedakan apapun semua adalah ciptaan Tuhan.

Kata kata Panis  Angelicus  Panis angelicus; Fit panis hominum; Dat panis coelicus,  Figuris terminum: O res mirabilis! Manducat Dominum  Pauper, servus et humilis. Artinya ["Roti para malaikat menjadi roti manusia, Roti surga telah diberikan; Oh Hal yang luar biasa; Orang Miskin, Budak dan orang yang sederhana dipersatukan dengan Tuhan"]

Kata-kata ini menunjukan perjumpaan atau pertemuan manusia dengan Tuhan, dalam moment apa yang disebut  Ekaristi merupakan perayaan syukur dan terima kasih kepada Tuhan . Kata ieucharistein dan eulogein mengingatkan pujian bangsa Yahudi, bermakna metafora memuliakan karya Allah melalui makan. Karena itu Ekaristi adalah perjamuan Tuhan.

Inilah barangkali maka Santo Thomas Aquinas (1227-1274) merasakan pengalaman batin begitu dalam kasih Tuhan kepada umat manusia untuk saling mencintai tanpa pamrih atapun (Istilah Jawanya, "Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe"].  Sebuah bentuk ungkapan kebatinan mendalam dan luar bisa yang hanya dapat dipahami dengan mata imannya, betapa Tuhan telah memberikan anugerah  begitu besar kepada kita. 

Makna lain arti sebuah kedalaman hakekat pengorbanan dan mencintai semua  melalui lantunan  lagu Panis Angelicus yang diaransir oleh Louis lambilote (1795-1855). Panis Angelicus yang berarti 'Roti Para Malaikat' begitu indah dinyanyikan oleh King's College Choir, Luciano Pavarotti,  Andre Rieu,  dan paling istimewa  dengan mata batin oleh  Andrea Bocelli merupakan penyanyi pop tenor tunanetra berkebangsaan Italia. Tky

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline