Pierre Felix Bourdieu membahas konsep capital, habitus, dan kekuasan. Dalam relasi hubungan dan struktur masyarakat pada umumnya ada dikotomi [menguasai] dan [dikuasi] atau relasi hubungan subjek objek pada pengorganisasi masyarakat. Atau relasi "Agency Theory" model Jensen, dan Mackling 1976. Factor produksi tanah, mesin, assets, bunga, laba, dividen, royalty, sewa adalah unsur menguasi (principles) dan sementara yang di kuasi adalah gaji kompensasi sebagai wujud "agent".
Unsur elite bourjuis menguasi (principles) ini terakumulasi melalui mekanisme pasar dan sistem pasar bebas, kemudian bisa diwariskan kepemilikan ini dalam keluarga, dirawat dipelihara sampai akhirnya mempengaruhi pola konsumsi, gaya hidup, praktik ritual, sampai pola dan cara beragama, bahkan kematian seperti tanah makam di Sandiego Hill Karawang.
Bisa saja dalam bentuk lain misalnya capital atau modal dapat dimiliki misalnya kepemilikan partai, kepemilikan kesultanan, kepemilikan kepala suku, kepemilikan budaya, dan semua ini adalah unsur dalam status unsur menguasi, dan memiliki atau sekaligus kedua-duanya. Bahkan kecantikan, dan bentuk tubuh pria tampan juga sebagai modalitas untuk bisa menjadi elite bourjuis.
Maka pada elite bourjuis kepemilikan modal unsur menguasi (principles) memiliki surplus value, atau surplus lebih dipakai dalam strategi para actor atau pelakuknya. Kata menguasi (principles) uang seperti dalam filsafat uang Georg Simmel lebih mudah mengatasi jarak, dan mudah dikonversi menjadi apapun. Maka gaya hidup, pendidikan, izajah, gelar dokter, kemampuan bahasa, logika dengan mudah dan mungkin jika manusia menguasi (principles) uang.
Dengan menguasi (principles) uang akan mudah menciptakan kekuasan "simbolik" seperti apartemen mewah, mobil mewah, sekolah mahal, kelurga ternama, kraton, bergelar guru besar, dan intelektual adalah unsur kapital penting.
Apalagi jika kayaraya 7 turunan, 7 tanjakan menguasi (principles) uang atau elite bourjuis. Uang dibawa sampai makam dan jika tidak punya uang persaan mau mati. Yang mendoakan manusia kaya dan punya menguasi (principles) uang lebih banyak terhormat jika dibandingkan manusia susah meskin bodoh dan lemah.
Artinya elite bourjuis menguasi (principles) uang adalah gagasan penting dalam pemikiran Pierre Felix Bourdieu maka masyarakat tertata secara vertical, atau ada kontelasi petaruangan menguasi (principles) uang, dan tidak memiliki apa-apa kecuali badan diwakili menjual tenaga kerja untuk mendapat upah.
Menguasi (principles) modal uang property, media social TV Radio, modal social, modal simbolik, modal budaya, modal intelektual, menentukan status social dalam masyarakat dibandingkan manusia bodoh idikot dan logika dengkul atau sampah masyarakat. Itulah kondisi sosio identitas menurut Pierre Felix Bourdieu yang mementukan relasi praktik kelas social.
Implikasinya sangat luas misalkan di hotel kelas melati eksek-eseks, sampai kelas bintang lima, dan seterusnya, tiket kereta api, pesawat terbang, luasnya rungan dan meja di kantor, dan plat mobil Jakarta nomor RFS, RFD, atau kelas mall Grand Indonesia, dan Plaza Indonesia, dengan mall xxxxx yang tidak jelas dan kumuh. Artinya setiap ruang dimana pun ada yang menjaga "Kapital" dan artian menguasi.
Wajar jika elite bourjuis versi Platon dalam buku republic menggolongkan tiga kasta manusia, mulai dari modal Arite Agaton atau kuam intelektual, kaum thomos atau para penjaga hukum, dan kaum produksi reproduksi property (epithumia). Kelihatan pada metode Pierre Felix Bourdieu dibalik dimana kekuasan atau rezim uang diborong sekaligus dalam penguasan filsafat 3 kelas dan ranah republic Platon.
Pada sisi lain Pierre Felix Bourdieu menerangkan kemungkinan kelompok social masyarakat sedang naik tangga menjadi kelompok elite bourjuis yang ingin meniru kelompok dominan elite bourjuis mapan dengan cara mengdepankan integritasm moral, menghormati tatanan social. Kelompok elite bourjuis ini disebut sebagi elite bourjuis kecil.