Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Hermeneutika Schleiermacher [4]

Diperbarui: 27 Juni 2018   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hermeneutika  Schleiermacher  [tulisan 4]

Pada tulisan (3) saya sudah membahas tetang konsep hermeneutika adalah seni memahami (find art) dengan dua pendekatan yakni: interprestasi eksegenesis gramatis, dan interprestasi psikologis (dimensi mental). Merupakan pendekaran hermeneutika romantic. 

Pada interprestasi psikologis (dimensi mental) dilakukan dengan dua metode yakni divinatory method (kejiwan batiniah), dan comparative method (membandingkan secara universal dalam kesaman-kesamaan). Masih ada makna tafsir filologi, dan teologi dalam konsep ini. 

Namun ditangan Schleiermacher hermeneutika mengalami perkembangan pesat bahwa hermeneutika adalah cikal bakal ilmu yang akan dikembangkan muridnya Dilthay menjadi displin ilmu social kemanusian atau teori Erklaren (menjelaskan), dan Verstehen (memahami).

Pada interprestasi eksegenesis gramatis, dan interprestasi psikologis atau hermeneutika sebagai bentuk pemahaman (style) atau gaya. Maksudnya pemahaman atau interprestasi pada teks atau wacana, seorang interpretor wajib memahami gaya dan corak  pada individualitas pengarang (termasuk world view). Tanpa pemahaman pada (style) atau gaya tidak memungkinkan keberhasilan hasil tafsir yang valid dan memadai. Tentu saja bakat, ketekunan, dan segala kompetensi akan mendukung keseluruhan tujuan hermeneutika.

Schleiermacher berusaha mendefenisikan hakekat hermeneutika pada ilmu yang lebih mendekati pada observasi teks, dalam makna (a) gagasan pemahaman yang baik didasarkan pada hukum, keuniversalan (hermeneutika umum), dan dapat dipertanggungjawabkan, (b) kemudian mendeskripsikan hukum  norma atau nilai-nilai itu  dimana moment pemahaman itu terjadi. Hermeneutika adalah penggalian makna teks, konteks, dimana pemahaman itu dilakukan, dan dijalankan sebagai ["ilmu pemahaman"].

Schleiermacher menggunakan kata ["aphorisme"] untuk pemahaman hermemeneutika. Caranya adalah membaca [di antara]  kalimat-kalimat, [di antara]  kata-kata berdiri dipersimpangan ini, [di antara] subjek atau interprestasi teknis; dan objek  atau interprestasi gramatis. Dua pemahaman yang bergerak dalam kesamaan, dan paradoks. 

Aphorisme pada Schleiermacher adalah "setiap yang dipra-anggapankan pada hermeneutika hanya bahasa, dan begitu juga dengan hal yang ditemukan, dimana pra anggapan subjektif dan objektif  harus dipahami melampaui (beyond) di luar bahasa". 

Mediasi yang dipakai adalah internalitas filsafat transcendental dam eksternalitas, maupun fakta empirik. Tugas hermeneutika adalah mentransdensikan bahasa untuk proses pemahaman, yang sering tidak sepadan dengan pemikiran. Jika demikian hermeneutika bergeser  sebagai konsep fundamental identitas pemikiran, dan ekspresi manusia atau melampaui.

Hermeneutika tidak hanya memiliki arti bahasa, tetapi sebagai dualitas keterpisahan antara fungsi individualitas, dan individualitas bahasa. Cara inilah yang kemudian dipakai tujuan hermeneutika pada akhirnya adalah "rekonstruksi mental pengarang atau penulis ide".

Contohnya adalah penelitian saya pada teks candi Kuna di Pulau Jawa  tentang Pembuatan  Filsafat Ilmu Akuntansi,  Dan Auditing (Studi Etnografi Reinterprestasi Hermeneutika Pada  Candi Prambanan Jogjakarta 2016. Hermeneutika pandangan metafora yang saya pinjam dalam makna teks eksitensi pada jiwa (Geist) traktat ["Trimurti"] : Siwa sang Penghancur, Wisnu sang Pemelihara dan Brahman sang Pencipta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline