Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

TERVERIFIKASI

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Bedah Buku Paul Ricoeur (Tulisan 4)

Diperbarui: 15 Juni 2018   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada tulisan ini saya menyajikan bedah buku Paul Ricoeur dengan Judul  ["Theory of Interpretation Discourse and the Surplus Meaning"]. Berikut ini  isi pada Bab 4.  Eksplanasi (erklaren), dan Pemahaman (verstehen)sebagai bab terakhir buku Paul Ricouer. Pada bab ini, ada tiga sub pokok bahasan Ricoeur, yakni (a) melampaui hermeneutika romantic, (c) Dari teka-teki ke validasi, dan (c) Dari eksplanasi ke Komprehensip.

Pertama, konsep melampaui  hermeneutika romantic.  Tradisi hermenutika romantic adalah dua tokoh awal Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (1768-1834), Wilhelm Dilthey (1833-1911). Schleiermacher metode verstehen, atau interpretasi  gramatis, dan interprestasi dunia psikologis mental (apa kiranya isi yang dipikir penulis). Sedangkan hermeneutika Dilthey membedakan (1) erklaren  (eksplanasi), fakta empirik, sisi luar proses objektif, fakta fisik, analisis  kausal, atau isi lahiriah manusia atau ilmu-ilmu alam Naturwissenschaften. (2) ilmu bahasa sebagai bentuk verstehen (understanding), atau isi batiniah manusia Geisteswissenschaften.

Ricoeur hermenenutika bersifat epistimologis, dan ontologis dan mempertentangkan dua pemikiran dialektika antara  erklaren  (eksplanasi), dan verstehen (understanding). Ini adalah pemahaman yang diaplikasikan kedalam ekspresi kehidupan yang tertulis, tidak membedakan antara berbicara dan menulis atau gambaran peristiwa yang dipahami sebagai makna. Maka konsep melampaui  hermeneutika romantic  dimaknai bahwa "verstehen"  adalah  peleburan fusi horizon; ada fusi horison pembaca, dan horizon teks; atau bergerak maka pemahaman bergerak. Verstehen   adalah metode ekspresi bereksistensi. 

Kedua adalah "Dari teka-teki ke validasi". Ketika tulisan pengarang atau penulis tidak terhubung dengan pembaca, maka teks dimaknai sebagai teks bisu.  Hubungan yang putus ini dapat dipahami tafsir hermeneutika romantic dengan anggapan bahwa memahami pengarang atau penulis lebih baik daripada memahami dirinya sendiri. Artinya tafsir pembaca seringkali berlebihan, malahan tidak berkaitan, atau tidak dikenal dengan makna verbal pengarang atau penulis itu. Pemahaman makna teks yang pengarang atau penulis ini sebagai suasana non psikologis, atau membedakan dirinya dari tujuan psikologis pengarang. 

Cara dialektika erklaren  (eksplanasi), dan verstehen (understanding) disebut validitas "Divinature verstehen" terhadap apa yang disebutkan dengan gramatikal. Teori ini disebut transposisi diri pembaca (atau judgment) kedalam  isi batiniah, lahiriah pengarang atau penulis.  Tujuan transposisi diri pembaca adalah kemampuan melampaui Letarisme-nya.  Persis pada kondisi ini terjadi ["transposisi diri pembaca mengambil alih fungsi pengarang"] sehingga lebih baik dari penulis aslinya.

Ketiga (3) adalah Dari eksplanasi ke Komprehensip. Akibat ["transposisi diri pembaca mengambil alih fungsi pengarang"] maka hilanglah situasi umum penulis. Maka ada hal baik dan buruk yang muncul misalnya terjadi perluasan yang diacu pada realitas. Bahasa memiliki dunianya dan semua menjadi mungkin. Maka pada bagian ini dialektika erklaren  (eksplanasi) ke Komprehensip menjadi perlu sebagai fungsi referensial teks ini dalam teori pembacaan. 

Sebagai pembaca, dapat bertahan dengan cara menghilangkan  bentuk apapun (dekonstruksi Derrida) pengacuan pada realitas, atau secara imajinatif  mengaktualisasikan referensi yang mencolok dari teks dalam situasi kekinian dalam perspektif yang berbeda-beda. (1) memperlakukan teks sebagai entitas yang kurang mendunia. (2) menciptakan referensi menonjol yang baru merupakan seni erklaren  (eksplanasi) melampaui episteme pada (a) langue, dan  (b) parole

Pemahaman lain erklaren  (eksplanasi) ke komprehensip bisa meminjam pemikiran Claude Levi Strauss, tetang "the structural study of Myth" atau teks book "The Structural Study Of Myth And Totemism" oleh Leach, Edmund Ronald. Bahwa erklaren  (eksplanasi) ke komprehensip dapat dilakukan melalui mitos (struktur mitos) dalam mencari fenomenologi  pengakuan kesadaran berawal dari gross constituent units atau metode mencari makna aslinya. 

Gagasan idea,  meng-up-garde bagimana kalimat, kata, huruf dapat membentuk narasi sesuai dengan mitos diurutkan kemudian sesuai dengan aplikasi terkecil dalam tatanan bahasa, atau menemukan bentuk dan hubungan timbal balik menghasilkan makna. ***selesai***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline