Lihat ke Halaman Asli

Oktavian Balang

Kalimantan Utara

Eksplorasi Tradisi Kuno Telinga Panjang di Long Beliu, Kalimantan Timur

Diperbarui: 1 Agustus 2024   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Telinga Panjang di Long Beliu | Dokumentasi Pribadi

Telinga panjang adalah tradisi kuno yang menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya suku Dayak. Tradisi ini kini hampir hilang dari warisan budaya kita. 

Telinga panjang bukan hanya sekadar ciri fisik yang khas, tetapi juga simbol kekuatan, kecantikan, dan identitas sosial bagi komunitas yang mempraktikkannya. 

Dalam upaya mendalami nilai-nilai dan makna di balik tradisi telinga panjang, berbagai pihak, termasuk penulis, peneliti, dan penggiat budaya, berusaha menemukan kembali jejak tradisi ini di seluruh penjuru Kalimantan. 

Mereka mengumpulkan cerita-cerita lama, menelusuri sisa-sisa tradisi yang mulai pudar, dan berupaya memahami konteks sosial yang membentuknya. Kisah-kisah mengenai telinga panjang mengajak kita merenungkan bagaimana perubahan zaman dan pengaruh luar telah mengubah pola pikir dan praktik budaya di kalangan masyarakat suku Dayak. 

Di tengah arus perubahan ini, masih ada mereka yang teguh mempertahankan tradisi, menjadi penjaga terakhir yang memastikan kebudayaan mereka tidak lenyap di tengah modernisasi yang kian pesat.

Sekilas Kampung Long Beliu

Long Beliu merupakan satu dari empat belas kampung yang terdapat di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Kampung yang memiliki luas wilayah 109.065,57 ha ini dihuni 903 jiwa. 

Suasana Balai Adat Long Beliu | Dokumentasi Pribadi

Long Beliu kerap berganti nama mulai dari Long Gie, Long Gie Duhung, hingga resmi secara administratif pada 2008 menjadi Long Beliu yang artinya "Ini Jadi." 

Dahulunya, kampung ini dihuni oleh Suku Dayak Lepo Sun. Keberadaannya telah ada sejak tahun 1910. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, komunitas tersebut bercocok tanam dan berburu hewan di hutan. Namun, seiring berjalannya waktu, Suku Kenyah Lepo Sun semakin berkurang tanpa alasan yang jelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline