Sadar Subagyo, Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengatakan perlunya melakukan transformasi petani. Petani harus diarahkan dapat dikembangkan menjadi sebuah kewirausahaan (entrepreuner) sehingga membuat generasi muda tertarik menggeluti pertanian. "Kita sudah merumuskan itu dalam ulang tahun HKTI ke-50, sudah menggodoknya, ke depannya seperti apa," ujarnya.
Salah satu yang dirumuskan, kata Sadar Subagyo, para petani tidak hanya mengerjakan lahan pertaniannya saja. Tetapi para petani harus didorong mencari keuntungan dalam industri pertanian.
"Selama orang bertani kan cuma menanam karena budaya turun menurun. Jarang dari mereka itu berorientasi ke profit," ujarnya.
Ia menduga akibat tidak berorientasi pada profit, mengakibatkan biaya pertanian menjadi sangat mahal. "Untuk itu, hal ini perlu diubah ke depannya, kalau tidak dilakukan ya bisa tamatlah," kata Sadar.
Sejalan dengan itu, Hendri Sepriyadi mengatakan transformasi petani perlu dilakukan karena kondisi pertanian pangan sangat memprihatinkan. Salah satunya usia petani yang dalam kondisi tidak muda lagi.
Hendri Sepriyadi yang juga merupakan Calon Legislatif DPRD Kota Kediri 2 (Kecamatan Pesantren) Nomor Urut 9 dari Partai Gerindra, merasa soal usia juga menjadi masalah. "Seperti kita lihat ya, di daerah rata-rata usia petani sudah 50 tahun lebih. Mengajak para anak muda, bersama membangun kampung halaman kita dengan bekal pendidikan yang kita tempuh," ucapnya.
Nilai tambah, tutur Hendri Sepriyadi, memang merupakan isu utama kesejahteraan petani. Dari sisi produksi, petani Indonesia ke depan tidak boleh hanya mengerjakan pertanian di level on farm saja, namun harus juga menguasai off farm. Sementara, dari sisi sumber daya manusia, petani juga harus mampu mengembangkan diri menjadi seorang entrepreneur dalam bidang agribisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H